1. Anggaran Dasar baru ini dibuka dengan Wejangan Santo Fransiskus. Teks Wejangan tersebut dapat ditemukan dalam Surat Pertama kepada Kaum Beriman (SurBerim) yang merupakan ringkasan hidup injili Fransiskan.
Wejangan Fransiskus membicarakan dua hal, yakni: kehidupan orang yang melakukan pertobatan (orang yang terarah kepada Allah), dan kehidupan orang yang menolak rahmat tersebut.
ANGGARAN DASAR ORDO FRANSISKAN SEKULAR PEMBUKAAN: WEJANGAN SANTO FRANSISKUS UNTUK SAUDARA-SAUDARA PENTOBAT Demi nama Tuhan ! Pasal I: Mereka Yang Melakukan Pertobatan Semua orang yang mencintai Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan akal budi, dengan segala kekuatan (Mat 12:30), dan mencintai sesamanya seperti dirinya sendiri (bdk. Mat 22:39), serta membenci tubuh mereka dengan cacat-cela dan dosa-dosanya, dan menyambut Tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus, serta menghasilkan buah-buah pertobatan yang pantas: O betapa bahagia dan terberkatilah mereka itu, pria dan wanita, apabila hal-hal itu mereka lakukan dan terus mereka lakukan dengan tekun: ‘karena Roh Tuhan akan tinggal pada mereka” (bdk. Yes 11:2) dan Tuhan akan memasang “tempat tinggal dan kediamanNya pada mereka” (bdk Yoh 14:23): maka mereka menjadi anak-anak Bapa sorgawi (bdk. Mat 5:45) yang karyaNya mereka laksanakan: dan menjadi mempelai, saudara dan ibu Tuhan kita Yesus Kristus (bdk. Mat 12:50). Kita menjadi mempelai, bila jiwa yang setia disatukan dengan Tuhan kita Yesus Kristus oleh Roh Kudus. Kita menjadi saudara bagiNya, bila kita “melaksanakan kehendak Bapa yang ada di sorga” (Mat 12:50). Kita menjadi ibu, bila kita mengandung Dia di dalam hati dan tubuh kita (bdk. 1Kor 6:20) karena kasih ilahi dan karena suara hati yang murni dan jernih: kita melahirkan Dia melalui karya yang suci, yang harus bercahaya bagi orang lain sebagai contoh (bdk. Mat 5:16). O betapa mulia, kudus dan agungnya mempunyai Bapa di sorga. O betapa kudus, menghibur, indah dan mengagumkan mempunyai mempelai yang demikian. O betapa kudus dan mesranya, betapa menyenangkan, menyejukkan, menenteramkan, manis, sedap, patut dicintai dan diinginkan melampaui segalanya, mempunyai saudara dan anak yang demikian: Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah mempertaruhkan nyawa bagi domba-dombaNya (bdk. Yoh 19:15) dan berdoa kepada Bapa, kataNya: Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam namaMu (bdk. Yoh 17:11), mereka yang telah Engkau berikan kepadaKu di dunia: mereka milikMu dan mereka telah Engkau berikan kepadaKu. Dan firman yang telah Engkau sampaikan kepadaKu, telah kusampaikan kepada mereka; dan mereka telah menerimanya dan percaya benar-benar, bahwa Aku datang daripadaMu dan mereka tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku memohon bagi mereka dan bukan bagi dunia (bdk. Yoh 17:9). Berkatilah dan kuduskanlah mereka, dan Aku menguduskan diriKu bagi mereka. Bukan bagi mereka saja Aku memohon, tetapi juga bagi mereka yang akan percaya kepadaKu karena perkataan mereka (bdk. Yoh 17:11), agar mereka dikuduskan menjadi satu sama seperti kita (bdk. Yoh 17:11). Dan Aku mau, ya Bapa, supaya di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama Aku, agar mereka memandang kemuliaanKu di dalam KerajaanMu. Amin (bdk. Yoh 17: 6-24). Pasal II: Mereka Yang Tidak Melakukan Pertobatan Akan tetapi semua orang, pria dan wanita, yang tidak melakukan pertobatan, dan tidak menyambut tubuh dan Darah Tuhan kita Yesus Kristus, tetapi malah melakukan cacat cela dan dosa-dosa, dan berjalan menuruti suara hati yang buruk serta keinginan dagingnya yang jahat, serta tidak menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Tuhan, dan secara badaniah menjadi budak dunia ini, budak keinginan daging dan kecemasan duniawi serta kekuatiran hidup ini (bdk. Yoh 8:41): mereka itu telah dikuasai oleh setan, mereka menjadi anak-anaknya dan mengerjakan pekerjaannya: mereka itu buta, karena mereka tidak melihat cahaya yang sejati, Tuhan kita Yesus Kristus. Mereka tidak memiliki kebijaksanaan rohani, karena mereka tidak memiliki Putera Allah, yang merupakan kebijaksanaan Bapa yang sejati. Tentang mereka itu dikatakan: “kebijaksanaan mereka telah dicaplok” (bdk. Mzm 107:27): dan “terkutuklah orang yang menyimpang dari perintah-perintahMu” (Mzm 119:21). Mereka melihat apa yang jahat, mereka mengetahui dan melakukannya dengan sengaja, dan dengan sadar mereka mencelakakan jiwa. Lihatlah, hai kamu orang buta, kamu terkena tipu muslihat musuh-musuhmu, yaitu daging, dunia dan setan: karena berbuat dosa manis rasanya bagi tubuh, tetapi melakukan pengabdian kepada Allah pahit rasanya. Sebab semua cacat cela dan dosa keluar dan “timbul dari hati manusia” (bdk. Mrk 7:21), seperti difirmankan Tuhan di dalam Injil. Dan kamu tidak memiliki sesuatu pun baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Dan kamu menyangka, bahwa kamu masih lama akan memiliki kefanaan dunia ini, tetapi kamu tertipu: sebab akan tiba hari dan saatnya, yang tidak kamu duga, tidak kamu ketahui dan sadari: tubuh jatuh sakit, maut mendekat dan iapun mati, suatu kematian yang pahit. Dan dimana pun, bila mana pun, dengan cara apa pun bila seseorang mati dalam dosa yang jahat tanpa pertobatan dan pemulihan, -- yaitu bila ia dapat melakukan pemulihan tetapi tidak melakukannya --, maka setan merebut jiwanya dari tubuhnya, disertai dengan ketakutan dan siksaan amat besar, yang tidak dapat dibayangkan oleh seorang pun selain dia yang merasakannya. Dan semua kekayaan dan kekuasaan serta “kebijaksanaan dan pengertian” (bdk. 2 Taw 1:12) yang pada sangkanya ia miliki, akan diambil dari dia (bdk. Luk 8:18; Mrk 4:25). Dia meninggalkannya bagi sanak-saudara dan sahabta-sahabatnya: mereka itulah yang mengambil dan membagi-bagikan harta kekayaannya dan kemudian berkata: terkutuklah jiwanya sebab dia sebetulnya dapat memberi lebih banyak daripada yang telah dimilikinya. Badan dimakan cacing, maka dia pun kehilangan badan maupun jiwa dalam masa hidup yang singkat ini, dan dia masuk ke neraka, tempat dia disiksa tanpa kesudahan. Demi cintakasih yang ada pada Allah (bdk. 1 Yoh 4:16), kami memohon kepada semua orang yang sempat menerima surat ini, agar mereka dengan tangan terbuka dan dengan cintakasih ilahi menyambut firman Tuhan kita Yesus Kristus yang harum mewangi, yang dikatakan di atas. Dan mereka yang tidak dapat membaca, hendaknya seringkali minta untuk dibacakan: dan hendaklah mereka tetap menyimpannya dengan perbuatan suci hingga akhir, sebab firman Tuhan itu merupakan “roh dan hidup” (bdk. Yoh 6:63). Dan mereka yang tidak melakukan hal itu harus memberikan “pertanggungjawaban pada hari penghakiman di depan takhta pengadilan” (bdk. Mat 12:36) Tuhan kita Yesus Kristus (bdk. Rom 14:10). ANGGARAN DASAR DAN CARA HIDUP ORDO FRANSISKAN SEKULAR PASAL I ORDO FRANSISKAN SEKULAR[1] 1. Di antara keluarga-keluarga rohani yang dibangkitkan oleh Roh Kudus di dalam Gereja.[2] Keluarga Fransiskan mempersatukan semua anggota umat Allah, kaum awam, para religius dan para imam, yang merasa terpanggil untuk mengikuti Kristus seturut jejak-langkah Santo Fransiskus Assisi.[3] Dengan cara dan bentuk yang berbeda tetapi dalam persekutuan yang saling menghidupkan satu sama lain, mereka mau menghadirkan kharisma Bapak Serafik mereka bersama, di dalam kehidupan dan perutusan Gereja.[4] 2. Di dalam lingkup keluarga-keluarga tersebut, Ordo Fransiskan mempunyai kedudukan tersendiri. Ia merupakan suatu persekutuan yang tertata dari semua Persaudaraan Katolik yang tersebar di seluruh dunia dan yang terbuka bagi kelompok orang beriman mana pun. Di dalam persaudaraan-persaudaraan itu, terdorong oleh Roh Kudus untuk mencapaui kesempurnaan cintakasih sesuai dengan kedudukan mereka sebagai awam, para Saudara dan Saudari mengikat diri melalui suatu janji setia resmi untuk menghayati Injil seturut teladan Santo Fransiskus dan dengan pertolongan Anggaran Dasar yang diresmikan oleh Gereja ini.[5] 3. Anggaran Dasar ini menggantikan “Memoriale Propositi” (tahun 1921) serta Anggaran Dasar-Anggaran Dasar yang telah disahkan oleh Paus Nikolaus IV dan Paus Leo XIII, menyesuaikan Ordo Fransiskan Sekular dengan kebutuhan-kebutuhan serta harapan-harapan Gereja di dalam situasi zaman yang telah berubah. Penafsiran atas Anggaran Dasar ini merupakan wewenang Takhta Suci, sedangkan penerapannya hendaknya diatur oleh Konstitusi Umum dan oleh Statuta Khusus. PASAL II CARA HIDUP 4. Anggaran Dasar dan cara hidup para Fransiskan Sekular ialah menepati Injil Tuhan kita Yesus Kristus dengan mengikuti teladan Santo Fransiskus Asisi, yang menjadikan Kristus penjiwa dan poros kehidupannya di hadapan Tuhan dan sesama.[6] Kristus anugerah kasih Bapa adalah jalan kepadaNya. Ia adalah kebenaran, yang kepadaNya Roh Kudus menghantar kita: Ia adalah kehidupan, dan Ia datang untuk memberikannya secara melimpah.[7] Selanjutnya hendaklah kaum Fransiskan Sekular tekun membaca injil, sambil beralih dari Injil kepada hidup yang nyata, dan dari hidup yang nyata kepada Injil.[8] 5. Oleh karena itu, hendaklah para anggota Ordo Fransiskan Sekular mencari diri Kristus, yang hidup dan berkarya di dalam para saudara-saudari, di dalam Kitab Suci, di dalam Gereja dan di dalam perayaan-perayaan liturgis. Inspirasi mereka dan pedoman penghayatannya terhadap ekaristi hendaknya iman kepercayaan Fransiskus yang pernah berkata, “Dari Putera Allah yang mahatinggi sendiri tidak kulihat sesuatu pun secara badaniah di dunia ini selain Tubuh dan DarahNya yang mahakudus.” 6. Mereka telah dikubur dan bangkit bersama Kristus melalui permandian dan dengan demikian mereka telah menjadi anggota-anggota yang hidup dari Gereja: dan melalui profesi mereka pun secara lebih erat dihubungkan dengan Gereja. Maka dari itu, hendaklah mereka menjadi saksi dan alat perutusan Gereja di tengah-tengah manusia, sambil mewartakan Kristus dengan cara hidup dan kata-kata mereka. Terjiwai oleh Santo Fransiskus dan terpanggil bersama dia untuk memugar Gereja, hendaklah mereka bertekad dengan sepenuh hati untuk hidup sepenuhnya dalam persekutuan dengan Bapak Suci, dengan para uskup dan imam-imam, sambil dengan penuh kepercayaan memupuk sialog terbuka yang subur dan berbuah bagi kerasulan.[9] 7. Sebagai saudara-saudara dan saudari-saudari pentobat,[10] mereka, karena panggilannya dan terdorong oleh dinamika Injil, hendaknya menyerupakan cara berpikir dan tingkah laku mereka dengan Kristus melalui jalan pertobatan batin yang mendasar dan sempurna, yang oleh Injil sendiri disebut conversio: karena kelemahan manusiawi, tobat itu perlu mereka jalankan setiap hari.[11] Pada jalan pembaruan ini, sakreman Pengakuan merupakan suatu tanda istimewa kerahuman Bapa dan sumber rahmat.[12] 8. Sebagaimana Yesus menjadi penyembah sejati bagi Bapa, demikian pula mereka hendaknya emmbuat doa dan kontemplasi menjdi jiwa bagi kehidupan dan tingkah laku mereka.[13] Hendaklah mereka ambil bagian dalam kehidupan sakramental Gereja, terutama Sakramen Ekaristi, dan menggabungkan diri dengan doa-doa liturgis dalam salah satu bentuk yanf dianjurkan Gereja, supaya dengan demikian mereka menghidupkan kembali msiteri-misteri kehidupan Kristus. 9. Perawan Maria, hamba Tuhan yang rendah hati, yang terbuka kepada Sabda dan semua doronganNya dirangkul oleh Fransiskus dengan cinta yang tak terkatakan dan dinyatakannya sebagai Pelindung dan Pembicara baik bagi keluarganya.[14] Para Fransiskan Sekular seharusnya memperlihatkan cinta mereka yang berkobar-kobar terhadap dia dengan meneladani kerelaan hatinya yang utuh dan doanya yang bersungguh-sungguh serta penuh kepercayaan.[15] 10. Sambil mempersatukan diri dengan ketaatan Yesus yang menyelamatkan, yang menyerahkan kehendaknya sendiri ke dalam tangan Bapa, hendaknya mereka dengan setia menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan aneka kondisi kehidupannya masing-masing,[16] dan mengikuti Kristus, yang miskin dan tersalib, sambil mengakui Dia, juga dalam keadaan sulit dan dalam pengejaran.[17] 11. Kristus, sambil sepenuhnya percaya kepada Bapa, memilih bagi diriNya dan ibuNya kehiudpan yang miskin dan rendah[18] meskipun dengan sepenuh hati dan dengan kasih sayang Ia menghargai segala yang tercipta: kaum Fransiskan Sekular juga demikian: mereka hendaknya menjaga keseimbangan antara menjauhkan diri dari, dan memakai harta benda, mana kala mereka mengusahakan kebutuhan material mereka sendiri: maka hendaklah mereka ingat bahwa menurut Injil, mereka hanyalah pengurus harta yang mereka peroleh, demi kepentingan putera-putera Allah. Demikianlah, dalam semangat Sabda Bahagia mereka hendaknya bertekad menyucikan hati mereka dari segala kelekatan dan hasrat untuk memiliki dan menguasai, laksana Perantau dan Orang Asing dalam perjalanan menuju Rumah Bapa.[19] 12. Sebagai saksi-saksi atas harta yang akan datang, dan karena oleh panggilan yang mereka miliki itu mereka wajib mengejar kemurnian hati, demikian hendaknya mereka menjadikan diri mereka bebas untuk mencintai Allah dan saudara-saudari mereka.[20] 13. Sebagaimana Bapa melihat di dalam setiap manusia gambar PuteraNya, yang sulung dari antara banyak saudara dan saudari,[21] demikian pula kaum Fransiskan Sekular hendaknya dengan rendah hati dan perikemanusiaan menerima semua orang sebagai pemberian Tuhan[22] dan Citra Kristus. Rasa persaudaraan membuat mereka bergembira dan bersedia menyamakan diri mereka dengan semua orang, terutama dengan orang-orang yang paling kecil, yang baginya mereka bertekad menciptakan kondisi hidup yang layak bagi ciptaan yang telah ditebus Kristus.[23] 14. Bersama-sama dengan semua orang yang berkehendak baik, mereka terpanggil untuk membangun dunia yang lebih bersaudara dan lebih injili, sehingga Kerajaan Allah terwujud. Hanya saja, mengingat bahwa siapa pun "yang mengikuti Kristus, Sang Manusia Sempurna, juga menjadi lebih manusia", mereka hendaknya menjalankan tanggungjawabnya itu dengan keahlian yang sepadan, dalam semangat pelayanan kristiani.[24] 15. Dengan kesaksian hidup mereka uang manusiawi dan dengan usaha-usaha yang terencana, baik secara perorangan maupun sebagai kelompok, hendaklah mereka tampil untuk memajukan keadilan, terutama dalam lingkup kehidupan masyarakat, dengan mengikat diri pada pilihan-pilihan yang nyata dan sesuai dengan iman mereka.[25] 16. Hendaklah mereka menghargai kerja sebagai karunia dan sebagai partisipasi dalam penciptaan, dan dalam penebusan serta pelayanan terhadap umat manusia.[26] 17. Di dalam keluarganya, hendaklah mereka menghayati semangat kedamaian fransiskan serta kesetiaan dan rasa hormat terhadap kehidupan, sambil membuat semuanya itu menjadi tanda dunia yang sudah diperbarui dalam Kristus.[27] Khususnya pasangan-pasangan suami-isteri, sambil menghayati rahmat perkawinannya, hendaklah membarui kesaksian kepada dunia perihal cintakasih Kristus keropas GerejaNya. Dengan pendidikan kristiani yang wajar dan terbuka dan sambil memperhatikan panggilan masing-masing, hendaklah mereka bersama-sama dengan anak-anak itu menempuh perjalanan manusiawi dan rohaninya dengan riang hati.[28] 18. Selain itu mereka hendaknya memiliki rasa hormat terhadap ciptaan-ciptaan lain, yang berjiwa atau bukan, yang menjadi lambang Yang Mahatinggi;[29] dan hendaklah mereka sungguh-sungguh berusaha menghindari godaan menyalahgunakan ciptaan, menuju kepada wawasan fransiskan perihal persaudaraan universal. 19. Sebagai pembawa damai yang sadar bahwa damai itu adalah sesuatu yang harus diusahakan terus-menerus, hendaklah mereka merintis jalan menuju persatuan dan kerukunan persaudaraan lewat dialog, sambil tetap percaya bahwa ada benih ilahi dalam diri manusia, dan bahwa kasih serta pengampunan mampu menghasilkan perubahan.[30] Sebagai pembawa kabar sukacita sempurna, hendaklah mereka, dalam keadaan apapun, berusaha membawa sukacita dan harapan kepada orang lain.[31] Karena mereka telah diikutsertakan dalam kebangkitan Kristus, oleh hal mana tersingkaplah apa sebenarnya arti saudari maut, maka hendaknya mereka dengan jadi yang tenang menantikan saat perjumpaan mereka yang definitif dengan Bapa.[32] PASAL III HIDUP DALAM PERSAUDARAAN 20. Ordo Fransiskan Sekuler tersebar dalam persaudaraan-persaudaraan yang tingkatnya berbeda-beda, yakni tingkat Lokal, Regional dan Internasional. Masing-masing tingkat merupakan badan hukum otonom di dalam Gereja.[33] Namun, semua Persaudaraan yang tingkatnya berbeda-beda itu dikoordinasi dan dihubungkan satu sama lain menurut ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar ini dan Konstitusi. 21. Pada tingkat yang berbeda-beda itu, masing-masing Persaudaraan dijiwai dan dibimbing oleh sebuah Dewan dan seorang Minister (atau Praeses) yang dipilih oleh para anggota yang telah berprofesi sesuai dengan ketentuan Konstitusi.[34] Pelayanan mereka, yang berlaku untuk jangka waktu tertentu, merupakan ungkapan kesiapsediaan dan rasa tanggungjawab terhadap masing-masing anggota dan terhadap kelompok. Secara internal struktur Persaudaraan-persaudaraan tersebut berbeda-beda susunannya sesuai ketentuan Konstitusi, dengan memperhatikan macam-macam kebutuhan daerah, di bawah bimbingan Dewannya masing-masing. 22. Suatu Persaudaraan Lokal harus didirikan sesuai dengan ketentuan Hukum Gereja: dengan demikian, ia menjadi unsur dasar dari seluruh Ordo dan tanda kelihatan dari Gereja, yang adalah komunitas cintakasih. Persaudaraan Lokal inilah yang harus menjadi tempat khusus untuk mengembangkan kesadaran menggereja dan panggilan Fransiskan, serta tempat penjiwaan hidup rasuli anggota-anggotanya.[35] 23. Permohonan untuk masuk Ordo Fransiskan Selukar harus diajukan kepada Persaudaraan Lokal: Dewan Persaudaraan Lokal menentukan perihal penerimaan para anggota baru.[36] Penerimaan ke dalam Ordo terlaksana melalui tahap inisiasi, kemudian tahap pendidikan, sekurang-kurangnya satu tahun, dan akhirnya tahap profesi atas Anggaran Dasar.[37] Seluruh Persaudaraan dilibatkan dalam proses bertahap tersebut juga dengan cara hidupnya masing-masing. Mengenai usia berapa yang cocok untuk berprofesi dan tanda khusus apa yang dianggap khas Fransiskan,[38] masing-masing hendaknya berlaku sesuai dengan ketentuan Statuta. Profesi, dari hakekatnya adalah suatu ikatan yang bersifat tetap.[39] Para anggota yang mengalami kesulitan-kesulitan khusus, dapat mengadakan dialog persaudaraan mengenai persoalan-persoalan mereka, dengan Dewan. Keluar dari Ordo atau dikeluarkan darinya secara definitif, kalau hal itu dianggap perlu, adalah urusan Dewan Persaudaraan sesuai dengan ketentuan Konstitusi.[40] 24. Untuk memupuk persekutuan antara anggota, hendaklah Dewan menetapkan pertemuan berkala dan pertemuan-pertemuan kelompok: juga pertemuan dengan kelompok-kelompok fransiskan lainnya, teristimewa kaum muda, sambil memanfaatkan semua sarana yang paling berdayaguna untuk mengembangkan hidup fransiskan dan hidup menggereja, dan yang merangsang setiap orang untuk hidup persaudaraan.[41] Persekutuan itu berlanjut terus dengan saudara-saudara yang sudah meninggal dunia, lewat persembahan doa-doa syafaat untuk jiwa-jiwa mereka.[42] 25. Mengenai biaya-biaya yang menyangkut entah kebutuhan hidup persaudaraan atau keperluan ibadat, karya kerasulan dan amal kasih, semua saudara dan saudari hendaknya memberikan sumbangan dalam jumlah yang sesuai dengan kemampuan mereka. Persaudaraan Lokal hendaknya berusaha memberikan sumbangan untuk pengeluaran dari Dewan yang tingkatnya lebih tinggi.[43] 26. Sebagai tanda nyata dari persekutuan dan tanggungjawab bersama, Dewan-dewan dari berbagai tingkatan, sesuai dengan ketentuan Konstitusi, harus meminta kepada pimpinan Keempat Keluarga Fransiskan, religius yang cakap dan bersedia, guna pendampingan rohani: dengan keluarga-keluarga itulah Persaudaraan Selukar telah dihubungkan selama berabad-abad. Untuk memupuk kesetiaan kepada kharisma serta kepatuhan dalam mengatasi Anggaran Dasar dan guna memperoleh dukungan uang lebih besar dalam hidup persaudaraan, Minister atau Praeses (Ketua), dengan persetujuan Dewannya , hendaknya teliti dalam hal memintakan kunjungan pastoral secara berkala dari pihak pimpinan religius yang kompeten[44] serta memohon kunjungan persaudaraan dari pihak mereka, yang sesuai dengan ketentuan Konstitusi, bertugas demikian karena berada di tingkat yang lebih tinggi. Penutup: "BARANGSIAPA MENEPATI SEMUA ITU, SEMOGA DI SURGA DIPENUHI DENGAN BERKAT BAPA YANG MAHATINGGI, DAN DI BUMI DILIMPAHI DENGAN BERKAT PUTRANYA YANG TERKASIH, BERSAMA ROH KUDUS PENGHIBUR......" (Berkat Santo Fransiskus, dari: Wasiat ayat 40) [1]Dalam bahasa Latin disebut Ordo Franciscanus Saecularis atau juga Fraternitas Franciscanus Saecularis. Singkatan resmi di Indonesia OFS, Ordo Fransiskan Sekular. [2] LG 43 (LumenGentium Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II, tentang Gereja). [3] Paus Pius XII, Pesan-pesan kepada para Tersiaris, tanggal 1 Juli 1957. [4] AA 4 (Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam). [5] Kitab Hukum Kanonik (KHK) lama, k. 702, 1. [6] 1 Cel 18 dan 115. [7] 1 Yoh 3:16 dan 14:6. [8] AA 30. [9] Paus Paulus IV, Pesan, Tanggal 19 Mei 1971, no. 3. [10] AD Pertama OFS. [11] LG 8. [12] PO 18b (Presbyterorum Ordinis, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kehidupan dan Pelayanan para Imam). [13] AA 4abc. [14] 2 Cel 198. [15] LG 67; AA 40. [16] LG 41. [17] LG 42. [18] 1 SurBerim 5. [19] Rom 8:17; LG 48 [20] Petuah 16; 1 Surberim 70. [21] Rom 8:29. [22] 2 Cel 85; 1 SueBerim 26; AngTBul 7,13. [23] AngTBul 9,3; Mat 25:40. [24] LG 31; GS 93 (Gadium et Spes,Konsili Vatikan II, Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern). [25] AA 14. [26] LG 67,2; AngTBul 7,4; AngBul 5,1. [27] Anggaran Dasar Leo XIII 2,8. [28] LG 41e; AA 30bc. [29] 1 Cel 90. [30] Anggaran Dasar Leo XIII 2,3; Kisah Tiga Sahabat 14,58. [31] Petuah 21; AngTBul 7,15. [32] LG 78, 1-2. [33] KHK 687. [34] KHK 687. [35] Paus Pius XII, Pesan, tanggal 1 Juli 1956. [36] KHK 694. [37] AD Pertama 29-30. [38] 1 Cel 38-39. [39] AD Pertama 31. [40] KHK 696. [41] KHK 697. [42] AD Pertama 23. [43] AD Pertama 20. [44] AD Nikolaus IV, Pasal 16. | PENJELASAN RESMI ANGGARAN DASAR ORDO FRANSISKAN SEKULAR (Yan Ladju, OFM) PEMBUKAAN 1. Anggaran Dasar baru ini dibuka dengan Wejangan Santo Fransiskus. Teks Wejangan tersebut dapat ditemukan dalam Surat Pertama kepada Kaum Beriman (SurBerim) yang merupakan ringkasan hidup injili Fransiskan. Wejangan Fransiskus membicarakan dua hal, yakni: kehidupan orang yang melakukan pertobatan (orang yang terarah kepada Allah), dan kehidupan orang yang menolak rahmat tersebut. Yang pertama: orang yang terarah kepada Allah mengikuti ajaran dan jejak Tuhan kita Yesus Kristus dengan menanggapi undangan rahmat Allah dan dengan hidup dalam persekutuan dengan Yesus, yaitu: pembaruan rohani terus menerus, kesadaran akan kuasa serta kehadiran Allah, dan janji akan kebahagiaan kekal. Yang paling tepat adalah kutipan-kutipan dari doa Yesus, Sang Imam Agung yang membuat persatuan yang mendalam antara Yesus dan para murid-Nya, dan persatuan antara mereka sendiri menjadi contoh bagi persatuan antara kita sendiri dengan Kristus (dan antara kita) dengan orang-orang lain. Fransiskus mengajak kita agar menghayati Injil Tuhan kita Yesus Kristus dengan mengasihi Tuhan Allah kita dan melayani sesama, dengan ambil bagian dalam ekaristi kudus dan dengan jalan itu, membangun sebuah pengalaman kebersamaan yang nyata, dengan menolak dosa dan mengarahkan (diri) kepada suatu arah yang baru, dan dengan suatu kehidupan di mana kita mencerminkan Kristus. Hal ini (selanjutnya) akan mengarah kepada sebuah kebahagiaan, sebab kita ambil bagian dalam kehidupan dan perutusan Tuhan; dan (dengan jalan itu) kita terus menerus melahirkan Dia di dunia kita. Ringkasan hidup injili pada Pembukaan (ini) memperkenalkan kita kepada pasal dua Anggaran Dasar. 2. Yang kedua: orang yang menolak rahmat ini tidak memiliki kebijaksanaan dan terang, kehilangan perspektif dalam mengejar sukacita sejati, dan terkurung serta tercekik oleh pengaruh-pengaruh jahat kehidupan. Oleh karena itu, ia tidak memperoleh kebahagiaan dalam dunia yang sekarang atau pun yang akan datang. Kata-kata Fransiskus tajam, terus terang dan tidak kenal kompromi, namun inti pesannya tak terbantahkan dan selalu benar. PASAL SATU ORDO FRANSISKAN SEKULAR 1. Pasal satu ini merinci kedudukan Ordo Fransiskan Sekular dalam Gereja dan dalam sejarah Ordo sendiri. Artikel satu menunjukkan bagaimana Keluarga Fransiskan, sebagai salah satu dari banyak keluarga rohani dalam Gereja, disatukan dengan seluruh umat Allah karena panggilan Roh Kudus dan karena mengikuti Yesus Kristus. Namun selain hal-hal itu, kepada keluarga Fransiskan yang sudah memiliki kharisma bersama tetapi beraneka dalam pengungkapannya, Jalan Fransiskan masih menambahkan sebuah kerangka khusus guna mengejar kesucian dan mempersatukan kaum awam, religius dan rohaniwan dalam kehidupan serta misi Gereja. 2. Artikel dua mengidentifikasi Ordo Fransiskan Sekular sebagai suatu unsur vital dalam Keluarga Fransiskan dan menujukkan apa ciri sekularnya yang khas. Artikel ini juga menegaskan bahwa semua prasyarat yang menjadikannya sebagai sebuah Ordo yang resmi dalam Gereja Katolik, terpenuhi. 3. Dalam artikel tiga ini dibahas tentang kesinambungan antara Anggaran Dasar ini dengan AD-AD terdahulu, pengaruhnya terhadap dunia dewasa ini serta pemecahannya oleh Gereja. AD ini adalah AD ke-4 dalam rentang waktu delapan abad. AD ini memuat prinsip-prinsip hidup injili yang tidak berubah itu dapat diterapkan dan relevan buat zaman sekarang. Para pemimpin Gereja senantiasa membimbing gerakan Injili kepada kehidupan ini. PASAL DUA CARA HIDUP 4. Pasal dua menjabarkan cara hidup Fransiskan Sekular secara mendalam dan rinci. Bagian pertama (Art. 4-6) menguraikan apa arti menghayati Injil dalam tradisi Fransiskan. Lalu dijelaskan bahwa pertobatan dan bakti kepada Allah merupakan prasyarat uang perlu untuk memeluk hidup injili tersebut (Art. 7-8). Akhirnya, Artikel 9-19 menggambarkan cara-cara berbagi Kabar Baik Yesus Kristus itu melalui cara hidup para Fransiskan Sekular sendiri (Art. 10-14) dan apa yang mereka kerjakan (Art. 15-19). Dalam terang Kitab Suci dan ajaran-ajaran Konsili Vatikan II, pasal ini boleh dipandang sebagai sebuah program penginjilan, yaitu: bagaimana kita sendiri diinjili seturut teladan Fransiskus dan selanjutnya bagaimana kita menginjili orang-orang lain. Artikel 4 meringkaskan "jantung hati" AD, bahwa inti terdalam hidup injili adalah persatuan yang mesra dengan Yesus Kristus; atau dalam bahasa Santo Paulus "Aku hidup tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku"(Gal 2:20). Karena itu seorang Fransiskan Sekular yang dijiwai semangat Fransiskus, mengenal dan mengalami Tuhan Yesus secara intensif, sambil mengikatkan dirinya pada diri Kristus. 5. Karena proses ini berkembang maka seorang Fransiskan Sekular mencari pribadi Kristus yang hidup dan aktif itu dalam segala situasi kehidupan: dalam kegiatan liturgis (khususnya Ekaristi), dalam Kitab Suci, Gereja dan sesama (Art. 5). Karena persatuan dengan Kristus yang mengorbankan diri dalam Ekaristi merupakan pengalaman paling intensif dan lengkap perihal kehadiran-Nya yang real, maka Perayaan Ekaristi menjadi kunci perjumpaan itu, sebagaimana di-pola-kan oleh Fransiskus sendiri. 6. Pokok ketiga yang dikembangkan sehubungan dengan makna menghayati Injil adalah ikut-serta dalam misi Kristus melalui kehidupan menggereja (Art. 6). Dengan kata-kata dan teladannya, para Fransiskan Sekular memperkenalkan pada orang-orang di sekitarnya, Kristus yang hidup, yang telah mereka alami. Dengan demikian mereka menjadi Injil yang hidup yang dapat dibaca semua orang. Penginjilan seperti ini didasarkan pada ketaatan kepada Roh Kudus yang menginspirasi dan membentuk Gereja, Tubuh Kristus. Demikianlah para Fransiskan Sekular memupuk suatu keterbukaan kepada Roh Kudus dan melaksanakan perutusan mereka secara kreatif. Selanjutnya, mereka mendengarkan panggilan Roh itu melalui loyalitas, dialog terbuka, dan kerja sama dengan pejabat Gereja yang sah. Ketaatan inilah yang membuat pelayanan menjadi otentik dan konsisten, tanpa mematikan kreativitas mereka. 7. Bagian berikut dari AD (Art. 8-8) menjelaskan tentang disposisi pribadi atau prasyarat-prasyarat (yakni tobat dan bakti kepada Allah) yang perlu untuk mencapai persatuan dengan Yesus Kristus dan dengan sesama, --seperti telah digambarkan di atas. Perubahan hati yang berlangsung terus atau pembaharuan rohani yang berkelanjutan adalah syarat pertama (Art. 7) untuk menyerupakan pikiran serta perbuatan seseorang dengan pikiran dan perbuatan Kristus. Sebagaimana diperlihatkan oleh Fransiskus sendiri dalam suratnya yang dipakai sebagai Pembukaan AD ini, bahwa bila kita mencintai Tuhan dengan seluruh diri kita, bila kita membangun suatu komunitas ekaristik, -- dan menjauhkan hal-hal yang menghalangi kesatuan yang demikian -- maka kita menjadi satu dengan Dia, memenuhi kehendak Bapa, dan memancarkan gambar-Nya ke tengah dunia. Jadi, pertobatan kita sehari-hari menjadi sarana utama untuk mengenakan Kristus dan menyerupakan diri kita dengan Dia. Sakramen rekonsiliasi lalu menjadi pertolongan praktis untuk mencapai tujuan tersebut. 8. Prasyarat lain adalah menjadikan bakti kepada Bapa sebagai pusat hidup kita sendiri, sebagaimana terjadi pada Kristus. Maka Fransiskan Sekular berkomunikasi dan mempersatukan dirinya dengan Tuhan melalui sakramen-sakramen (Sekali lagi: terutama Ekaristi), Ibadat Harian, kontemplasi dan ungkapan-ungkapan doa lainnya. 9. Deskripsi tentang cara hidup kini dialihkan kepada cara mewartakan Injil setiap hari melalui gaya hidup (Art.10-14) dan pelayanan atau melalui kegiatan-kegiatan kerasulan (Art. 15-19). Pertama-tama penyerahan diri serta teladan Bunda Maria ditampilkan sebagai teladan utama menghidupi Injil. Devosi kepada Maria telah selalu merupakan tanda khas panggilan fransiskan, baik sebagai suatu cara menyatakan cinta kepadanya maupun sebagai jalan penting untuk sampai menemukan Yesus sendiri. 10. Fase pertama penginjilan memperlihatkan bagaimana para Fransiskan Sekular hidup di dunia ini (Art. 10-12). Mereka yang beralih dari Injil kepada Kehidupan memilih hidup sederhana (Art. 10-12), di mana pengalaman kebersamaan (Art. 13) dan pelayanan tanpa-kenal-lelah (Art. 14) menjadi nilai dalam hidup sehari-hari. Hidup sederhana dimulai dengan memilih untuk bersatu dengan Kristus sedemikian intensifnya, sehingga orang bahkan bersedia untuk ikut menanggung sengsara Yesus: beban-beban penderitaan dan sakit dalam diri sendiri maupun dari sumber-sumber luar. 11. Hidup sederhana juga nampak dalam tindakan mengurangi kebutuhan-kebutuhan akan materi, mengekang kehausan akan harta dan kecenderungan menguasai karena "punya milik", dan menggunakan segala anugerah Allah dalam semangat kemurahan hati, adil serta wajar. Maka bagi para Fransiskan Sekular, kemiskinan terdiri dari: menggunakan harta secara adil, mencukupi kebutuhan hidup hingga batas minimum dan memakai apa yang dimiliki hanya selaku penjaga, demi sebesar-besarnya keuntungan orang lain. Dengan jalan itu mereka hidup bagi Kerajaan Allah bukan bagi dunia ini, sesuai dengan piagam kebahagiaan yang ditawarkan dalam Sabda Bahagia. 12. Buah dari hidup sederhana dalam kemiskinan injili adalah kemerdekaan untuk membaharui dan menikmati harta tak ternilai Kerajaan Allah, yaitu: mengasihi Allah dan sesama (Art. 12). 13. Seiring-sejalan dengan hidup sederhana adalah sanggup mengakui dalam Kristus, bahwa semua orang adalah saudara dan saudari sederajat (Art. 13). Dalam cara hidup fransiskan, tak ada ruang untuk prasangka atau menutup diri (eksklusif). Dan sesungguhnya, rasa berkomunitas dan kemauan untuk berkomunitas mendorong para Fransiskan Sekular untuk menemukan Kristus dalam setiap orang, terutama orang-orang yang hina serta miskin dan malang. 14. Konsekuensi alami dari hidup sederhana dan rasa berkomunitas adalah pelayanan tanpa batas (Art. 14). Para Fransiskan Sekular mencurahkan diri mereka dengan memanfaatkan bakat-bakat, kemampuan serta tanggungjawabnya yang khusus. Demikianlah mereka membawa kepada orang-orang lain pengalaman akan Allah dan pengharapan akan mencapai kepenuhan kemanusiaannya . 15. Pengelompokan kedua (Art. 15) dari cara-cara para Fransiskan Sekular menyebarkan Injil dan memberi kesaksian tentang Yesus Kristus berkaitan dengan tindakan nyata. Hidup injili tidak hanya nampak dalam suatu gaya hidup khusus, tetapi juga menyatakan diri dalam cara khas bagaimana kerasulan atau pelayanan dijalankan. Aspek khusus pertama dari kegiatan penginjilan para Fransiskan Sekular adalah keadilan sosial (Art. 15), baik pada level perorangan maupun pada level partisipasi sebagai komunitas. Mereka harus memperlihatkan keadilan itu pada diri mereka sendiri dan menggerakkannya pada orang lain, bukan hanya pada hidup pribadi mereka tetapi juga pada forum-forum publik seperti politik, bisnis, ekonomi dan sejenisnya. Perintah untuk memajukan keadilan sosial selaku sebuah kelompok yang tertata ini, mengalahkan larangan-larangan sebelumnya yang melawan pengungkapan hak-hak secara terbuka, manakala dilakukan sebagai suatu cara untuk memperlihatkan keyakinan-keyakinan iman. 16. Satu sarana konkret lain untuk mewartakan kabar gembira Yesus Kristus dinyatakan dalam sikap terhadap kerja (Art. 16). Melalui kerja, kaum Fransiskan Sekular menemukan dunianya sehari-hari sebagai gelanggang keselamatannya, dan sekali gus memberikan contoh Kristus yang menyelamatkan, kepada orang-orang lain. Maka kerja manusia merupakan berkat, baik yang diperoleh maupun yang dihadiahkan. Dengan bekerja orang ikut serta dalam kuasa Bapa yang mencipta, memperbaharui muka bumi bersama Putera, dan membawa cinta kasih Roh Kudus kepada umat manusia. Sikap terhadap kerja yang demikian dapat memperbaiki nilai-nilai serta tingkah laku orang sendiri dan orang lain terhadap kerja tangan dan manajemen, terhadap bisnis dan ekonomi, terhadap upah dan jaminan hidup yang pantas dan terhadap pembagian yang tepat bakat-bakat pribadi serta sumber daya (manusia) orang-orang lain. 17. Perwujudan apostolik yang ketiga hidup injili, berkaitan dengan kehidupan keluarga (Art. 17). Keluarga merupakan dasar masyarakat yang diberikan Allah dan miniatur dari dunia semesta yang sudah ditebus oleh Kristus. Sebab itu keluarga-keluarga yang berorientasi fransiskan menghadirkan sebuah dunia yang cinta dan martabatnya telah diperbaharui, -- merupakan contoh kasih Kristus kepada GerejaNya, dan memancarkan terang Kristus yang menguasai kegelapan dari keluarga-keluarga yang tercerai-berai dan dari nilai-nilai kafir yang merajalela dewasa ini. Karena itu, para suami-istri memikul tugas pelanggan khusus dalam Gereja, terhadap dunia. Tugas pelayanan itu dijalankan dengan dua cara, yaitu: dengan membimbing dan mendidik anak-anak mereka agar mengalami Kristus, dan dengan memberi kesaksian kepada orang-orang lain bahwa Allah hadir dalam keluarga. Kehidupan yang demikian merupakan salah satu perwujudan paling khusus dari kehidupan serta misi kaum awan dalam Gereja. 18. Ungkapan yang keempat dari kerasulan fransiskan adalah ekologi, yaitu relasi antar sesama ciptaan itu sendiri, relasi dengan lingkungannya, dan dengan Allah (Art.18). Fransiskus memandang segala ciptaan --matahari dan bulan, cuaca dan air, api dan bumi, mengampuni orang dan kematian-- sebagai simbol-simbol kesatuan antara Allah dan umatNya. Sebab itu, segala ciptaanNya memiliki kualitas kudus dan menikmati kebutuhannya bersama manusia dalam sejarah keselamatan. Mengikuti teladan Fransiskus, para Fransiskan Sekular menyatakan hormat yang mendalam terhadap segala ciptaan dan menggunakannya sesuai dengan tujuan yang dimaksudkan Allah. Selanjutnya, mereka menjunjung tinggi alam tercipta serta teknologi dan membangun nurani masyarakat terkait dengan pemanfaatan sumber-sumber alami. Pelayanan kepada ciptaan ini akan membendung arus egoisme dalam kekerasan dan pemborosan serta eksploitasi di dunia ini. 19. Pelayanan yang paling khas fransiskan adalah membawa damai (Art. 19). Damai bertumbuh dari pencarian akan integritas pribadi serta harmoni dengan orang-orang lain, dan penemuan akan kehadiran Allah di mana-mana. Damai dibangun dengan: menerima diri sendiri, memandang orang-orang lain sebagai pengungkapan-pengungkapan kasih Allah, memilih pendekatan positif untuk setiap masalah, dan berkomunikasi dengan Tuhan secara terus menerus. Damai menyingkirkan segala pikiran tentang kekerasan dan mengenakan hati yang lapang. Buah dari damai adalah sukacita dan pengharapan. Penerapan khusus dari pelayanan membawa damai ini adalah persiapan menyongsong kematian: kematian adalah saat orang tiba pada puncak perjumpaan dengan Allah dan pada damai abadi di hadiratNya, yang menjawab tuntas pencarian akan damai yang dibumi ini. PASAL TIGA HIDUP DALAM PERSAUDARAAN 20. Seperti biasanya, hidup injili fransiskan yang digariskan dalam pasal dua, dikembangkan dan dipertahankan terus dalam bingkai sebuah komunitas yang tertata dan disebut "Persaudaraan" (= fraternitas), pada ruang lingkungannya masing-masing. Karena itu, topik pasal tiga adalah "Persaudaraan" (Art. 20-26). Persaudaraan-persaudaraan itu merupakan komunitas. Komunitas yang hidup dan aktif, yang berperan sebagai perwujudan dari relasi mencintai dan saling percaya antar anggota dan merupakan sebuah unit resmi pemerintahan Ordo. Persaudaraan-persaudaraan itu ada pada pelbagai tingkat dan memiliki ciri khasnya sendiri (Art. 20), dijiwai dan dibimbing oleh pimpinan mereka uang awam sedangkan hal-hal yang lebih khusus, oleh kebutuhan setempat (Art. 21). Eksistensi Persaudaraan-persaudaraan itu disahkan oleh Gereja (Art. 22) dan terpelihara berkat para anggota baru yang dipersiapkan untuk mengikat diri (Art. 23). Pertemuan-pertemuan dan kontribusi yang mereka berikan merupakan ungkapan kemauan untuk, dan rasa berkomunitas (Art. 24-25). Pertumbuhan rohani mereka dikembangkan melalui pendampingan para rohaniwan dan biarawan-biarawati (Art. 26). Pasal tiga ini dibuka dengan menggariskan bahwa Persaudaraan merupakan ciri khusus semua kelompok Fransiskan Sekular, entah Lokal, Regional, Provinsial, Nasional atau pun Internasional (Art. 20). Sebuah dimensi baru diberikan kepada kehidupan Fransiskan Sekular karena artikel ini memperlihatkan kesadaran akan (dan karena itu wajib diwujudkan) adanya semangat dan corak persaudaraan yang berlaku pada tingkat-tingkat yang lebih tinggi dari Persaudaraan Lokal. Pengelompokan atas Regio, Provinsi, Nasional atau Internasional bukanlah sebesar sebuah federasi dari Persaudaraan-persaudaraan yang mandiri, semi otonom atau semacam forum untuk saling bertemu, tetapi benar-benar sebuah komunitas yang berfungsi penuh, lengkap dengan ciri-corak, interaksi serta wewenangnya sendiri, sesuai dengan yang diartikan dalam Statuta. 21. Persaudaraan ini dipersatukan oleh kepemimpinan seorang ketua dan sebuah Dewan yang bersedia dan mau melayani, dalam pelbagai cara seturut kebutuhan setempat (Art. 21). Dari bagian pertama artikel ini, ada dua implikasi yang muncul, yaitu: pentingnya memilih pemimpin-pemimpin yang mudah dijangkau, mampu dan mau; kedua, para Fransiskan Sekular sendiri bertanggung jawab untuk melakukan kontrol sepenuhnya atas soal-soal administratif dan urusan sehari-hari. Penekanan pada adanya aneka corak persaudaraan mengindikasikan bahwa struktur komunitas harus disesuaikan dengan kebutuhan orang-orang yang membentuk komunitas tersebut. 22. Persaudaraan Lokal adalah organisme hidup yang asasi bagi Ordo Fransiskan Sekular seluruhnya, dan merupakan tanda yang kelihatan dari seluruh Gereja dalam bentuk mini. Karena itu, awal dan perkembangan Persaudaraan Lokal dibimbing oleh pejabat Gereja, sebab pejabat Gerejalah pusat pertumbuhan rohani, kegiatan kerasulan, dan persekutuan kasih antar-anggota. Artikel ini mengajak para anggota supaya bergaul satu-sama-lain secara lebih personal dan intensif, dan memberikan penekanan pada ikatan-ikatan uskup setempat. 23. Artikel 23 menyoroti soal pentingnya orientasi awal, dengan dua elemennya yaitu pelajaran dan pengalaman yang diarahkan kepada serah-setia seumur hidup dalam Ordo. Ditekankan pula peran Dewan bagi perkembangan komunitas, teristimewa terhadap anggota-anggota baru dan anggota yang melakukan kesalahan. Sejumlah implikasi penting berkembang dari artikel ini, yaitu: tanggung jawab utama Dewan, (bukan hanya ketua atau Pendamping Rohani) untuk membimbing anggota-anggota baru kepada komitmen dan bersikap penuh kasih dalam kesulitan-kesulitan tertentu. Kehidupan seluruh Persaudaraan ikut menentukan pertumbuhan anggota-anggota baru, dan menguatkannya. Selanjutnya, profesi disoroti sebagai suatu keputusan yang matang dan selamanya untuk berpartisipasi sepenuh-penuhnya dalam kehidupan serta misi Gereja seturut cara-cara Fransiskus. 24. Artikel 24 membahas sarana-sarana untuk mewujudkan semangat persaudaraan yang kuat dan langgeng. Pertemuan yang teratur dan sering (biasanya sekali sebulan) merupakan sarana untuk membangun Persaudaraan dengan doa, pendidikan, kegiatan kerasulan, dialog serta bersenda-gurau. Pendidikan yang berkelanjutan dalam Fransiskanisme serta hidup menggereja juga ditekankan sebagai salah satu sarana pertumbuhan rohani serta pembangunan komunitas. Masih digarisbawahi pula bahwa Persaudaraan banyak memperoleh daya hidup berkat adanya sebuah dewan yang bersemangat. Oleh karena itu, Dewan hendaknya bertemu secara teratur untuk menangani soal-soal sehari-hari, demi memupuk penghayatan hidup injili dan untuk memperlihatkan keprihatinan mereka terhadap pertumbuhan semua anggotanya. 25. Artikel 25 menegaskan bahwa sumbangan sukarela para anggota adalah untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan dan aktivitas-aktivitas rohani maupun keseharian Persaudaraan. Sesuai kemampuan dan aturan yang telah disepakati, Persaudaraan juga menyumbang untuk mendukung Persaudaraan-persaudaraan tingkat regio, provinsi, nasional dan internasional. Artikel ini merupakan penerapan pada masa kini dari nilai-nilai tradisional Fransiskan Sekular yang ditentukan dalam Anggaran Dasar paling pertama, bahwa para anggota bertanggungjawab untuk memperhatikan urusannya sendiri, apa pun yang mereka perlukan. 26. Akhirnya, Anggaran Dasar berbicara tentang pendampingan rohani oleh para rohaniwan, yang ada kaitannya juga dengan perlunya para Saudara Fransiskan (Art. 26) untuk berbagi persahabatan dan panggilan fransiskannya dengan para Fransiskan Sekular. Tiga implikasi penting dari artikel ini: pertama, karena Ordo Fransiskan Sekular secara hakiki adalah sebuah Ordo Awam, maka para awam sendirilah yang pertama-tama bertanggungjawab atas pertumbuhan rohaninya sendiri, dan untuk mencapai hal itu, mereka wajib mendapat pendampingan yang tepat. Kedua, para Pendamping Rohani hendaknya memiliki layar belakang yang baik dalam fransiskanisme serta Konsili Vatikan II (khususnya tentang peran kaum awam) dan mempunyai kemauan untuk membagikan panggilannya sendiri dengan komunitas Fransiskan Sekular. Ketiga, kunjungan resmi kepada persaudaraan mempunyai peran, yaitu: pertumbuhan rohani dijamin melalui kunjungan pastoral seorang Saudara Fransiskan, sedangkan perkembangan secara organisasi diselenggarakan melalui kunjungan oleh seorang pemimpin awam dari tingkat yang lebih tinggi. |