DIINJILI UNTUK MENGINJIL
(Homili Kardinal Uskup Agung Sao Paolo D. Odilo Pedro Scherer dalam Perayaan Ekaristi pembukaan Kapitel Umum OFS ke-13)
Bacaan-bacaan Kitab Suci untuk HARI MINGGU BIASA XXX – HARI MINGGU EVANGELISASI, tanggal 23 Oktober 2011.
Bacaan Pertama: Kel 22:21-27; Bacaan Kedua: 1Tes 1:5c-10; Bacaan Injil: Mat 22:34-40
(Homili Kardinal Uskup Agung Sao Paolo D. Odilo Pedro Scherer dalam Perayaan Ekaristi pembukaan Kapitel Umum OFS ke-13)
Bacaan-bacaan Kitab Suci untuk HARI MINGGU BIASA XXX – HARI MINGGU EVANGELISASI, tanggal 23 Oktober 2011.
Bacaan Pertama: Kel 22:21-27; Bacaan Kedua: 1Tes 1:5c-10; Bacaan Injil: Mat 22:34-40
Saudara-saudara dan saudari-saudari terkasih,
Seturut cintakasih Fransiskus kepada Bunda Allah, saya ingin memulai Kapitel Umum OFS anda yang ke-13 ini, dalam peziarahan datang ke sini untuk memimpin anda sekalian ke hadapan kaki Tuan Puteri dari Aparecida (Inggris: Our Lady of Aparecida), orang kudus pelindung Brazil dan ibunda semua orang Brazil, memohon pengantaraannya demi suksesnya Kapitel Umum anda. Patung Tuan Puteri kita diperoleh dari dalam air oleh tiga orang nelayan dina pada tahun 1717. Berkat-berkat Tuan Puteri kita mulai dimanifestasikan secara langsung: pada waktu para nelayan itu menebarkan kembali jala-jala baru ke dalam air, maka mereka pun mendapatkan jala-jala mereka dipenuhi dengan ikan-ikan, pada suatu hari di mana penangkapan ikan dimulai sejak awal namun tanpa hasil bagi mereka. Setelah itu, secara berkesinambungan berkat-berkat dicurahkan atas keluarga-keluarga para nelayan yang berasal dari komunitas lokal di tempat itu dan akhirnya ke seluruh Brazil, kepada siapa saja yang menghaturkan doa permohonan pengantaraan Tuan Puteri dari Aparecida.
Saya berbahagia untuk memimpin, sebagai seorang Fransiskan, perayaan yang mengumpulkan bersama para saudara dan saudari OFS, yang datang dari berbagai penjuru dunia, di antara banyak peziarah dari segenap penjuru Brazil, dan menyapa anda dengan “Damai dan segalanya baik” (catatan penerjemah: Latin: Pax et Bonum) dengan Maria, saya sendiri, dan para peziarah yang lain, untuk masuk ke dalam persekutuan rohani dengan anda demi suksesnya Kapitel Umum anda.
Saya juga senang membawa ucapan-ucapan selamat bagi anda dari Pimpinan CNBB (Majelis Nasional para Uskup Brazil). Salam dari ketuanya, Kardinal Dom Raymundo Damasceno Assis, Uskup Agung Aparecida, yang adalah anggota Ordo Ketiga Fransiskan pada masa beliau masih di Seminari Mariana; salam dari Wakil Ketuanya, Dom José Belisário da Silva OFM, Uskup Agung Sāo Luis; dan salam dari sekretaris umum beliau, Dom Leonardo Ulrich Steiner OFM yang juga Uskup Brasilia. Atas nama para prelat, eksponen gereja Brazil, dan para saudara Fransiskan kita, bersama ini saya menyampaikan kata-kata sambutan selamat datang ke Brazil dan Aparecida, yaitu sapaan ‘Damai dan segalanya baik’, dan deklarasi mereka untuk berdoa secara berjemaah, memohon agar anda diberkati dengan buah-buah kekudusan dan kekuatan testimoni, dan kesaksian misioner OFS dalam Gereja dan masyarakat.
Saya mengundang anda untuk menaruh perhatian pada Sabda Allah dalam liturgi hari Minggu Misi Dunia ini, ketika Tuhan dalam Injil-Nya mengajar kepada kita tentang perintah yang paling besar.
Dalam bacaan pertama, teks dari Kitab Keluaran mengingatkan kita akan perintah yang datang dari Perjanjian, tentang perlindungan dan cintakasih bagi orang-orang miskin yang dipersonifikasikan pada zaman itu dalam diri para janda, anak yatim, dan orang-orang asing. Teristimewa menuntut, bahwa di antara para saudara dan saudari, tidak seorang pun diperkenankan meminjamkan uang dengan membebankan bunga, dan apabila anda melakukannya, kalau anda mengambil jubah mereka sebagai jaminan, pastikanlah anda mengembalikannya setiap malam sehingga orang miskin itu tidak akan kedinginan. – Mengasihi orang miskin.
Jemaat di Tesalonika (Bacaan Kedua) meninggalkan praktek kekafiran (Inggris: paganism) untuk melayani Allah dan mengikuti Yesus, dengan demikian menjadi suatu teladan iman, pengharapan dan kasih, dan sebuah model dari keterbukaan bagi orang-orang miskin, dan sebuah pusat semangat misioner, yang menyebar-luas ke seluruh kawasan Makedonia dan Akhaya. Paulus memuji-muji Allah untuk itu semua. – Komunitas yang ramah-tamah dan misioner.
Dalam Injil, Yesus melakukan pendekatan terhadap kedua perintah untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama secara bersama sebagai suatu kesatuan, bahkan menyatakan hal ini sebagai ringkasan dan hakekat dari hukum (Taurat) dan kitab para nabi. – Kasih adalah perintah yang paling besar.
Merenungkan hal tersebut, saya bertanya kepada anda: bukankah ini hakekat dari kehidupan Kristiani pada waktu itu dan sekarang: mengasihi Allah dan sesama, teristimewa orang-orang miskin, dan sebagai orang-orang, komunitas dan misi yang ramah-tamah? Bukankah kita sangat dekat dengan Injil ketika kita berpikir bahwa ini adalah penemuan, ini adalah rahasia dan ini adalah warisan dari Santo Fransiskus dan Santa Klara? Tidakkah mereka menunjukkan kepada kita bahwa Kasih itu tidak dikasihi, apakah dalam relasi dengan Allah atau dengan orang-orang miskin, dan bahwa Gereja harus diperbaiki dari dalam, dari bawah sekali, dalam kasih, agar dapat menjadi rumah yang ramah dalam menyambut semua orang?
Namun pada kenyataannya, saya bertanya kepada anda, bukankah ini semua merupakan kebutuhan kita, dalam dunia yang penuh kontras dan paradoks di mana kita hidup? Bukankah ini sebuah dunia tanpa Allah, sangat duniawi, ateis di kalangan kelas atas masyarakat modern, dan keagamaan mendalam di antara para miskin dan yang tersisihkan yang memperkenankan diri mereka digoda dan dibuat berantakan oleh nabi-nabi palsu dalam hiruk-pikuknya pasar demikian banyaknya gereja dan agama, sedikitnya di Amerika Latin?
Menerapkannya, saya teringat akan apa yang dikatakan Beato Paus Yohanes Paulus II di La Verna dalam sebuah doanya, di mana beliau mengawalinya dengan berkata: “Fransiskus, dunia membutuhkan engkau.”
Karena hari ini kami membutuhkan Fransiskus, maka hari ini pun kami membutuhkan para Fransiskan untuk menolong kami mengasihi Allah dan sesama, dan secara istimewa mengasihi orang-orang miskin, menolong kami untuk hidup dalam komunitas dan untuk melipat-gandakan komunitas-komunitas kehidupan dan doa yang kecil-kecil di tengah-tengah komunitas-komunitas gerejawi kami yang bersifat ekstensif dan memiliki banyak anggota, dan menjadi Gereja, yang menginjili dan misioner dalam pelayanan guna mencapai kepenuhan hidup bagi semua orang, seperti kami telah dituntut oleh kesimpulan-kesimpulan dari Aparecida.
Dokumen-dokumen Aparecida disetujui pada Konperensi Umum Kelima para Uskup Amerika Latin dan Karibia, yang diselenggarakan di sini pada tahun 2007 dan dibuka oleh Bapa Suci Paus Benediktus XVI. Dokumen itu paling sedikit menuntut dari kami di Amerika Latin, suatu komitmen penuh pengabdian terhadap pertobatan pribadi dan pastoral dan suatu keputusan untuk masuk ke dalam suatu keadaan misi yang permanen dipandang dari sudut Evangelisasi Baru seperti yang diusulkan oleh Gereja kepada kita, dan dalam respons terhadap kerinduan-kerinduan manusia, terhadap teriakan-teriakan mohon pertolongan para miskin dan menderita, dan terhadap teriakan-teriakan Ibu Bumi (Inggris:Mother Earth), yang telah terpolusi dan rusak.
Betapa indahnya mengetahui bahwa anda berhasrat dan mencari dalam Kapitel ini agar diinjili untuk menginjil. Inilah juga apa yang kami semua inginkan dan Gereja Brazil berupaya untuk mencarinya dengan segala kekuatan yang dimilikinya. Pedoman Umum Evangelisasi untuk Gereja di Brazil, mirip dengan apa yang diinspirasikan oleh Santo Fransiskus, menyatakan bahwa kami harus mulai “menginjili, dari Yesus Kristus dan kuasa Roh Kudus sebagai seorang murid gereja, misioner dan profetis, yang diberi makan oleh Sabda Allah dan Ekaristi, dalam terang opsi Injili bagi para miskin-papa (Inggris: evangelical option for the poor), sehingga setiap orang memiliki hidup dalam perjalanan menuju Kerajaan Definitif.”
Sebagaimana diajarkan kepada kita oleh Fransiskus dan Klara, hanya setelah perjumpaan dengan Sang Tersalib dan orang-orang miskin dan menderita dalam dunia, maka mungkinlah bagi kita untuk menemukan apa artinya kasih. Lalu pertobatan membentuk sukacita kehidupan, sebagai konsekuensi penuh kasih dari suatu jawaban penuh kebahagiaan terhadap Kasih yang tidak dikasihi. Dari pertemuan ini mereka menemukan Injil pengampunan dan damai-sejahtera, dipanggil untuk memperbaharui Gereja, dipanggil kepada hidup persaudaraan, dan panggilan untuk misi.
Sebagai orang-orang sekular, artinya hidup dalam dunia di tengah-tengah komitmen-komitmen keluarga, profesi dan sosial, anda merangkul cita-cita Fransiskus dan Klara dan telah memutuskan untuk hidup seturut Regula atau Anggaran Dasar OFS dalam Gereja agar dapat dengan lebih baik melayani dan mengasihi Allah dan sesama, para saudara dan saudari yang dekat maupun jauh, juga segala ciptaan, karena semuanya dan segala hal adalah anak-anak Allah.
Sebagai kesimpulan, saya mengundang anda membawa serta ke dalam Kapitel ini, sepanjang pekan ini, ‘Tuan Puteri dari Aparecida’. Dia adalah Tuan Puteri yang sama dengan ‘Maria dari para Malaikat di Portiuncula’ yang begitu dikasihi oleh Fransiskus dan Klara; dan ia juga adalah ‘Yang dikandung tanpa noda dosa’, namun orang Brazil, ‘Hamba Tuhan’, ‘Mempelai Roh Kudus’ dan ‘Ibunda Rahmat Ilahi’ yang akan berdoa bersama anda agar supaya Kapitel anda pada kenyataannya menjadi sebuah Pentakosta Baru. Semoga hal itu menjadi penguat bagi iman anda dan kharisma Fransiskan anda, merevitalisasi kehidupan anda dalam persaudaraan, yang misioner dan profetis, dalam pelayanan bagi Gereja dan umat Allah dalam dunia ini. Semoga anda senantiasa menjadi para bentara perdamaian dan kebaikan. Amin!
Diterjemahkan dari terjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS. Asli homili adalah dalam bahasa Portugis.
Seturut cintakasih Fransiskus kepada Bunda Allah, saya ingin memulai Kapitel Umum OFS anda yang ke-13 ini, dalam peziarahan datang ke sini untuk memimpin anda sekalian ke hadapan kaki Tuan Puteri dari Aparecida (Inggris: Our Lady of Aparecida), orang kudus pelindung Brazil dan ibunda semua orang Brazil, memohon pengantaraannya demi suksesnya Kapitel Umum anda. Patung Tuan Puteri kita diperoleh dari dalam air oleh tiga orang nelayan dina pada tahun 1717. Berkat-berkat Tuan Puteri kita mulai dimanifestasikan secara langsung: pada waktu para nelayan itu menebarkan kembali jala-jala baru ke dalam air, maka mereka pun mendapatkan jala-jala mereka dipenuhi dengan ikan-ikan, pada suatu hari di mana penangkapan ikan dimulai sejak awal namun tanpa hasil bagi mereka. Setelah itu, secara berkesinambungan berkat-berkat dicurahkan atas keluarga-keluarga para nelayan yang berasal dari komunitas lokal di tempat itu dan akhirnya ke seluruh Brazil, kepada siapa saja yang menghaturkan doa permohonan pengantaraan Tuan Puteri dari Aparecida.
Saya berbahagia untuk memimpin, sebagai seorang Fransiskan, perayaan yang mengumpulkan bersama para saudara dan saudari OFS, yang datang dari berbagai penjuru dunia, di antara banyak peziarah dari segenap penjuru Brazil, dan menyapa anda dengan “Damai dan segalanya baik” (catatan penerjemah: Latin: Pax et Bonum) dengan Maria, saya sendiri, dan para peziarah yang lain, untuk masuk ke dalam persekutuan rohani dengan anda demi suksesnya Kapitel Umum anda.
Saya juga senang membawa ucapan-ucapan selamat bagi anda dari Pimpinan CNBB (Majelis Nasional para Uskup Brazil). Salam dari ketuanya, Kardinal Dom Raymundo Damasceno Assis, Uskup Agung Aparecida, yang adalah anggota Ordo Ketiga Fransiskan pada masa beliau masih di Seminari Mariana; salam dari Wakil Ketuanya, Dom José Belisário da Silva OFM, Uskup Agung Sāo Luis; dan salam dari sekretaris umum beliau, Dom Leonardo Ulrich Steiner OFM yang juga Uskup Brasilia. Atas nama para prelat, eksponen gereja Brazil, dan para saudara Fransiskan kita, bersama ini saya menyampaikan kata-kata sambutan selamat datang ke Brazil dan Aparecida, yaitu sapaan ‘Damai dan segalanya baik’, dan deklarasi mereka untuk berdoa secara berjemaah, memohon agar anda diberkati dengan buah-buah kekudusan dan kekuatan testimoni, dan kesaksian misioner OFS dalam Gereja dan masyarakat.
Saya mengundang anda untuk menaruh perhatian pada Sabda Allah dalam liturgi hari Minggu Misi Dunia ini, ketika Tuhan dalam Injil-Nya mengajar kepada kita tentang perintah yang paling besar.
Dalam bacaan pertama, teks dari Kitab Keluaran mengingatkan kita akan perintah yang datang dari Perjanjian, tentang perlindungan dan cintakasih bagi orang-orang miskin yang dipersonifikasikan pada zaman itu dalam diri para janda, anak yatim, dan orang-orang asing. Teristimewa menuntut, bahwa di antara para saudara dan saudari, tidak seorang pun diperkenankan meminjamkan uang dengan membebankan bunga, dan apabila anda melakukannya, kalau anda mengambil jubah mereka sebagai jaminan, pastikanlah anda mengembalikannya setiap malam sehingga orang miskin itu tidak akan kedinginan. – Mengasihi orang miskin.
Jemaat di Tesalonika (Bacaan Kedua) meninggalkan praktek kekafiran (Inggris: paganism) untuk melayani Allah dan mengikuti Yesus, dengan demikian menjadi suatu teladan iman, pengharapan dan kasih, dan sebuah model dari keterbukaan bagi orang-orang miskin, dan sebuah pusat semangat misioner, yang menyebar-luas ke seluruh kawasan Makedonia dan Akhaya. Paulus memuji-muji Allah untuk itu semua. – Komunitas yang ramah-tamah dan misioner.
Dalam Injil, Yesus melakukan pendekatan terhadap kedua perintah untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama secara bersama sebagai suatu kesatuan, bahkan menyatakan hal ini sebagai ringkasan dan hakekat dari hukum (Taurat) dan kitab para nabi. – Kasih adalah perintah yang paling besar.
Merenungkan hal tersebut, saya bertanya kepada anda: bukankah ini hakekat dari kehidupan Kristiani pada waktu itu dan sekarang: mengasihi Allah dan sesama, teristimewa orang-orang miskin, dan sebagai orang-orang, komunitas dan misi yang ramah-tamah? Bukankah kita sangat dekat dengan Injil ketika kita berpikir bahwa ini adalah penemuan, ini adalah rahasia dan ini adalah warisan dari Santo Fransiskus dan Santa Klara? Tidakkah mereka menunjukkan kepada kita bahwa Kasih itu tidak dikasihi, apakah dalam relasi dengan Allah atau dengan orang-orang miskin, dan bahwa Gereja harus diperbaiki dari dalam, dari bawah sekali, dalam kasih, agar dapat menjadi rumah yang ramah dalam menyambut semua orang?
Namun pada kenyataannya, saya bertanya kepada anda, bukankah ini semua merupakan kebutuhan kita, dalam dunia yang penuh kontras dan paradoks di mana kita hidup? Bukankah ini sebuah dunia tanpa Allah, sangat duniawi, ateis di kalangan kelas atas masyarakat modern, dan keagamaan mendalam di antara para miskin dan yang tersisihkan yang memperkenankan diri mereka digoda dan dibuat berantakan oleh nabi-nabi palsu dalam hiruk-pikuknya pasar demikian banyaknya gereja dan agama, sedikitnya di Amerika Latin?
Menerapkannya, saya teringat akan apa yang dikatakan Beato Paus Yohanes Paulus II di La Verna dalam sebuah doanya, di mana beliau mengawalinya dengan berkata: “Fransiskus, dunia membutuhkan engkau.”
Karena hari ini kami membutuhkan Fransiskus, maka hari ini pun kami membutuhkan para Fransiskan untuk menolong kami mengasihi Allah dan sesama, dan secara istimewa mengasihi orang-orang miskin, menolong kami untuk hidup dalam komunitas dan untuk melipat-gandakan komunitas-komunitas kehidupan dan doa yang kecil-kecil di tengah-tengah komunitas-komunitas gerejawi kami yang bersifat ekstensif dan memiliki banyak anggota, dan menjadi Gereja, yang menginjili dan misioner dalam pelayanan guna mencapai kepenuhan hidup bagi semua orang, seperti kami telah dituntut oleh kesimpulan-kesimpulan dari Aparecida.
Dokumen-dokumen Aparecida disetujui pada Konperensi Umum Kelima para Uskup Amerika Latin dan Karibia, yang diselenggarakan di sini pada tahun 2007 dan dibuka oleh Bapa Suci Paus Benediktus XVI. Dokumen itu paling sedikit menuntut dari kami di Amerika Latin, suatu komitmen penuh pengabdian terhadap pertobatan pribadi dan pastoral dan suatu keputusan untuk masuk ke dalam suatu keadaan misi yang permanen dipandang dari sudut Evangelisasi Baru seperti yang diusulkan oleh Gereja kepada kita, dan dalam respons terhadap kerinduan-kerinduan manusia, terhadap teriakan-teriakan mohon pertolongan para miskin dan menderita, dan terhadap teriakan-teriakan Ibu Bumi (Inggris:Mother Earth), yang telah terpolusi dan rusak.
Betapa indahnya mengetahui bahwa anda berhasrat dan mencari dalam Kapitel ini agar diinjili untuk menginjil. Inilah juga apa yang kami semua inginkan dan Gereja Brazil berupaya untuk mencarinya dengan segala kekuatan yang dimilikinya. Pedoman Umum Evangelisasi untuk Gereja di Brazil, mirip dengan apa yang diinspirasikan oleh Santo Fransiskus, menyatakan bahwa kami harus mulai “menginjili, dari Yesus Kristus dan kuasa Roh Kudus sebagai seorang murid gereja, misioner dan profetis, yang diberi makan oleh Sabda Allah dan Ekaristi, dalam terang opsi Injili bagi para miskin-papa (Inggris: evangelical option for the poor), sehingga setiap orang memiliki hidup dalam perjalanan menuju Kerajaan Definitif.”
Sebagaimana diajarkan kepada kita oleh Fransiskus dan Klara, hanya setelah perjumpaan dengan Sang Tersalib dan orang-orang miskin dan menderita dalam dunia, maka mungkinlah bagi kita untuk menemukan apa artinya kasih. Lalu pertobatan membentuk sukacita kehidupan, sebagai konsekuensi penuh kasih dari suatu jawaban penuh kebahagiaan terhadap Kasih yang tidak dikasihi. Dari pertemuan ini mereka menemukan Injil pengampunan dan damai-sejahtera, dipanggil untuk memperbaharui Gereja, dipanggil kepada hidup persaudaraan, dan panggilan untuk misi.
Sebagai orang-orang sekular, artinya hidup dalam dunia di tengah-tengah komitmen-komitmen keluarga, profesi dan sosial, anda merangkul cita-cita Fransiskus dan Klara dan telah memutuskan untuk hidup seturut Regula atau Anggaran Dasar OFS dalam Gereja agar dapat dengan lebih baik melayani dan mengasihi Allah dan sesama, para saudara dan saudari yang dekat maupun jauh, juga segala ciptaan, karena semuanya dan segala hal adalah anak-anak Allah.
Sebagai kesimpulan, saya mengundang anda membawa serta ke dalam Kapitel ini, sepanjang pekan ini, ‘Tuan Puteri dari Aparecida’. Dia adalah Tuan Puteri yang sama dengan ‘Maria dari para Malaikat di Portiuncula’ yang begitu dikasihi oleh Fransiskus dan Klara; dan ia juga adalah ‘Yang dikandung tanpa noda dosa’, namun orang Brazil, ‘Hamba Tuhan’, ‘Mempelai Roh Kudus’ dan ‘Ibunda Rahmat Ilahi’ yang akan berdoa bersama anda agar supaya Kapitel anda pada kenyataannya menjadi sebuah Pentakosta Baru. Semoga hal itu menjadi penguat bagi iman anda dan kharisma Fransiskan anda, merevitalisasi kehidupan anda dalam persaudaraan, yang misioner dan profetis, dalam pelayanan bagi Gereja dan umat Allah dalam dunia ini. Semoga anda senantiasa menjadi para bentara perdamaian dan kebaikan. Amin!
Diterjemahkan dari terjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS. Asli homili adalah dalam bahasa Portugis.