HOMILI P. IVAN MATIĆ, OFM PADA PERAYAAN EKARISTI – SELASA, 25 OKTOBER 2011
Bacaan Pertama: Rm 8:18-25; Mazmur Tanggapan: Mzm 126:1-6; Bacaan Injil: Luk 13:18-21
Bacaan Pertama: Rm 8:18-25; Mazmur Tanggapan: Mzm 126:1-6; Bacaan Injil: Luk 13:18-21
“TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita” (Mzm 126:3).
Dengan kata-kata Mazmur 126 ini, kita ingin menghaturkan terima kasih kepada Tuhan dalam Perayaan Ekaristi ini untuk hal-hal besar yang Ia capai, baik dalam komunitas kita maupun dalam kehidupan pribadi kita masing-masing. Kapitel Umum yang kita sedang rayakan adalah suatu kesempatan yang indah untuk saling bersaksi satu sama lain apa yang sedang dikerjakan Tuhan dalam kehidupan kita dan kehidupan Persaudaraan-persaudaraan kita di seluruh dunia.
Sungguh merupakan suatu berkat bagi kita semua untuk berada di sini dan hidup bersama-sama sebagai sebuah keluarga. Kita telah menghidupi hari-hari pertama Kapitel dengan emosi yang besar dan persekutuan yang besar pula. Kita adalah sebuah keluarga yang berkumpul di sekeliling Kristus dan kita ingin memperoleh kekuatan-Nya, kekuatan Injil-Nya, yakni untuk menolong kita melakukan melakukan discernment atas cara-cara-Nya sepanjang waktu kita hidup.
Kita menghadapi banyak tantangan, keragu-raguan dalam perjalanan kita, namun kita sangat percaya akan kehadiran Tuhan dan pendampingan-Nya yang manis. Pengharapan dan sukacita yang kita bawa dalam hati kita didasarkan pada janji-janji Tuhan. Untuk alasan ini, kita juga dapat mengatakan bersama Santo Paulus, “Aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Rm 8:18).
Tuhan Yesus telah menyatakan rencana Bapa-Nya yang indah ini, dan pada hari ini, dalam Injil, berbicara mengenai Kerajaan Allah, Ia mengatakan kepada kita seperti apa Kerajaan-Nya itu. Ia melakukannya dengan menggunakan dua buah gambaran. Gambaran pertama menceritakan kepada kita bahwa Kerajaan Allah itu “seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya” (Luk 13:19). Gambaran kedua menceritakan kepada kita bahwa Kerajaan Allah itu “seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu sebanyak empat puluh liter sampai mengembang seluruhnya” (Luk 13:21).
Dalam kedua gambaran tersebut kita melihat bahwa segala hal mulai secara sangat sederhana, dalam keheningan/kesunyian, hampir tak terlihat, namun kekuatan yang ada dalam sebutir biji sesawi atau ragi, secara setahap demi setahap memimpin kepada suatu transformasi besar.
Itulah gambaran-gambaran yang menolong kita memahami kuasa Sabda Allah dan realitas baru yang dapat diciptakannya dalam kehidupan kita – apabila kita memperkenankan Injil-Nya mentransformasikan diri kita. Dengan demikian, hal ini merupakan sebuah jalan pertobatan yang mendalam. Dari pengalaman-pengalaman ini dan inisiatif-inisiatif baru hanya akan muncul inisiatif-inisiatif baru dan Injili yang dapat mentransformir juga orang-orang lain; inisiatif-inisiatif yang berani dan profetis yang secara bertahap dapat mentransformir bahkan masyarakat di mana kita hidup.
Hanya pada saat itulah kita sungguh dapat memahami apa yang dimaksudkan dengan beralih dari Injil kepada hidup yang nyata dan dari hidup yang nyata kepada Injil (AD OFS artikel 4).
Catatan: Keterangan dalam tanda kurung adalah tambahan dari penerjemah.
Diterjemahkan dari terjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS.
Dengan kata-kata Mazmur 126 ini, kita ingin menghaturkan terima kasih kepada Tuhan dalam Perayaan Ekaristi ini untuk hal-hal besar yang Ia capai, baik dalam komunitas kita maupun dalam kehidupan pribadi kita masing-masing. Kapitel Umum yang kita sedang rayakan adalah suatu kesempatan yang indah untuk saling bersaksi satu sama lain apa yang sedang dikerjakan Tuhan dalam kehidupan kita dan kehidupan Persaudaraan-persaudaraan kita di seluruh dunia.
Sungguh merupakan suatu berkat bagi kita semua untuk berada di sini dan hidup bersama-sama sebagai sebuah keluarga. Kita telah menghidupi hari-hari pertama Kapitel dengan emosi yang besar dan persekutuan yang besar pula. Kita adalah sebuah keluarga yang berkumpul di sekeliling Kristus dan kita ingin memperoleh kekuatan-Nya, kekuatan Injil-Nya, yakni untuk menolong kita melakukan melakukan discernment atas cara-cara-Nya sepanjang waktu kita hidup.
Kita menghadapi banyak tantangan, keragu-raguan dalam perjalanan kita, namun kita sangat percaya akan kehadiran Tuhan dan pendampingan-Nya yang manis. Pengharapan dan sukacita yang kita bawa dalam hati kita didasarkan pada janji-janji Tuhan. Untuk alasan ini, kita juga dapat mengatakan bersama Santo Paulus, “Aku yakin bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita” (Rm 8:18).
Tuhan Yesus telah menyatakan rencana Bapa-Nya yang indah ini, dan pada hari ini, dalam Injil, berbicara mengenai Kerajaan Allah, Ia mengatakan kepada kita seperti apa Kerajaan-Nya itu. Ia melakukannya dengan menggunakan dua buah gambaran. Gambaran pertama menceritakan kepada kita bahwa Kerajaan Allah itu “seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung bersarang pada cabang-cabangnya” (Luk 13:19). Gambaran kedua menceritakan kepada kita bahwa Kerajaan Allah itu “seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu sebanyak empat puluh liter sampai mengembang seluruhnya” (Luk 13:21).
Dalam kedua gambaran tersebut kita melihat bahwa segala hal mulai secara sangat sederhana, dalam keheningan/kesunyian, hampir tak terlihat, namun kekuatan yang ada dalam sebutir biji sesawi atau ragi, secara setahap demi setahap memimpin kepada suatu transformasi besar.
Itulah gambaran-gambaran yang menolong kita memahami kuasa Sabda Allah dan realitas baru yang dapat diciptakannya dalam kehidupan kita – apabila kita memperkenankan Injil-Nya mentransformasikan diri kita. Dengan demikian, hal ini merupakan sebuah jalan pertobatan yang mendalam. Dari pengalaman-pengalaman ini dan inisiatif-inisiatif baru hanya akan muncul inisiatif-inisiatif baru dan Injili yang dapat mentransformir juga orang-orang lain; inisiatif-inisiatif yang berani dan profetis yang secara bertahap dapat mentransformir bahkan masyarakat di mana kita hidup.
Hanya pada saat itulah kita sungguh dapat memahami apa yang dimaksudkan dengan beralih dari Injil kepada hidup yang nyata dan dari hidup yang nyata kepada Injil (AD OFS artikel 4).
Catatan: Keterangan dalam tanda kurung adalah tambahan dari penerjemah.
Diterjemahkan dari terjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS.