HOMILI P. MARTIN BITZER, OFMCONV. PADA PERAYAAN EKARISTI, SENIN TANGGAL 24 OKTOBER 2011
Bacaan Pertama: Rm 8:12-17; Mzm 68:2,6-7,20-21; Bacaan Injil: Luk 13:10-17
Bacaan Pertama: Rm 8:12-17; Mzm 68:2,6-7,20-21; Bacaan Injil: Luk 13:10-17
Saudara-saudara dan Saudari-saudariku yang terkasih,
“Terpujilah Tuhan yang menyelamatkan kita” (bdk. Mzm 68:21,22). Terpujilah Dia yang telah mengumpulkan kita (dari banyak bagian dunia) untuk membuat pengalaman hidup berkomunitas ini, yang adalah Kapitel Umum.
Di antara banyak pernyataan dari Paus Benediktus XVI, secara khusus (saya) merasa tersentuh oleh kalimat yang berikut ini: “Penganiayaan-penganiayaan, macam apa pun penderitaan yang diakibatkannya, tidaklah merupakan bahaya yang paling gawat bagi Gereja. Sesungguhnya Gereja menderita bahaya yang paling gawat disebabkan oleh hal-hal yang menodai iman dan kehidupan Kristiani para anggotanya dan komunitas-komunitasnya, menggerogoti integritas Tubuh Mistik, memperlemah kapasitasnya untuk bernubuat dan bersaksi, dan mencoreng keindahan wajahnya [lihat tulisan Paus Benediktus XVI, Homily of the Holy Mass for the Imposition of the Sacred Pallium on Metropolitan Archbishops (June 29,2010)].
Sri Paus kemudian menambahkan: “Masalah-masalah perpecahan, ketidakkonsistenan dan ketidaksetiaan kepada Injil adalah pokok-pokok yang secara serius mengancam Gereja.” (ibid). Hal yang sama terjadi juga dalam keluarga Fransiskan, di mana (sebagaimana dinyatakan dalam AD OFS, 2) OFS mempunyai tempat yang istimewa.”
Manakala kita mengalami atau berjumpa dengan sebuah Dewan yang terpecah, bukankah hal ini yang menodai sebuah persaudaraan? Bilamana OFS digunakan untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi atau untuk mendapatkan prestise, kehormatan dan bahkan uang, bukankah hal ini menodai sebuah persaudaraan? (lihat 1Tim 6:5). Banyak orang berkata, “kami miskin, kami tidak mempunyai uang”. Bukankah kondisi tidak ada uang itu disebabkan karena tidak ada persatuan, karena tidak ada transparansi dalam administrasi sumber-sumber daya, ketika hampir selalu kita mengetahui bahwa sumber-sumber daya itu sebenarnya ada di sana? Ini adalah cara yang digunakan beberapa pihak untuk membenarkan tidak adanya partisipasi dalam berbagai peristiwa yang diorganisasikan, seperti kapitel-kapitel, pertemuan-pertemuan (rapat-rapat), kursus-kursus pelatihan, dsb.
Saya juga yakin bahwa bahaya-bahaya paling besar bagi Gereja adalah di dalam dirinya sendiri, dan hal-hal itu adalah ketidaksetiaan kita, yang membuat Gereja menjadi lebih buruk rupa, lebih kotor.
Untungnya, Tuhan datang menolong kita dan membantu kita untuk tetap berdiri tegak, sebagaimana yang dilakukan-Nya dengan perempuan dalam Injil yang menderita sakit sampai bungkuk dan tidak dapat berdiri tegak (lihat Luk 13:13).
Kemunafikan orang-orang Farisi (lihat Luk 13:15-16) sayangnya juga mempengaruhi kita, sehingga kita tidak lagi memiliki keberanian untuk menyebut hal-hal seturut nama sebenarnya. Kita tetap bungkam pada saat kita seharusnya berbicara, dan kita membuka mulut kita dan berbicara (kadang-kadang terlalu banyak) sementara lebih baik bagi kita untuk tetap tidak berbicara.
Santo Paulus berkata, apabila oleh Roh Kristus kita menolak pekerjaan-pekerjaan jahat, keserakahan, kegelapan, maka terang baptisan kita, Profesi kita berkaitan dengan hidup Injili akan bersinar. Dengan demikian kita akan mampu untuk memanggil Allah sebagai Bapa kita, dan sungguh merasakan sebagai saudara (satu sama lain).
Kita mendengar lagi kata-kata sang rasul: “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan anak-anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, “Ya Abba, ya Bapa!” (Rm 8:15).
Kita tidak boleh merasa takut! Kapitel Umum adalah suatu instrumen luarbiasa untuk mengemukakan masalah-masalah kita dan untuk memperkuat inisiatif-inisiatif yang sedang dilakukan oleh para saudara dan saudari. Marilah kita memuji Tuhan untuk segala kebaikan yang Ia lakukan melalui pribadi-pribadi kita yang lemah.
Marilah sekali lagi kita mengatakan bersama sang Pemazmur: “Terpujilah Tuhan yang menyelamatkan kita”. Ya, marilah kita memuji Tuhan untuk para saudara dan saudari yang menghayati suatu kehidupan Kristiani yang koheren dan memberikan kepada kita teladan dan kesaksian hidup Injili.
Diterjemahkan dari terjemahan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia oleh: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS.