Martir di Afrika Utara (Fransiskan Sekular)
Peringatan: 29 Juni
Raymundus Lullus (Raymond Lull) berasal dari keluarga bangsawan dan dia dilahirkan di Palma yang terletak di pulau Mallorca. Pada usianya yang masih sangat muda Raymundus sudah bekerja sebagai petugas pembawa surat (semacam opas) dalam lingkungan istana raja; dan sebelum berusia 30 tahun dia telah dinaikkan jabatannya menjadi semacam pengurus senior rumah tangga Raja Yakobus dari Mallorca.
Tanpa ragu lagi Raymundus menanggapi panggilan itu. Ia mengundurkan diri dari pekerjaan di istana raja dan kemudian mendirikan sebuah sekolah tinggi/akademi di mana para misionaris, khususnya para saudara dina dididik dan dilatih dalam bahasa-bahasa yang berlaku di Afrika utara. Dia sendiri menjadi seorang anggota Ordo Ketiga S. Fransiskus. Sebelum mendirikan akademi itu, untuk 9 tahun lamanya Raymundus mengasingkan diri ke gunung Randa untuk menyiapkan dirinya dalam doa dan studi. Studinya adalah di bidang-bidang bahasa Arab, filsafat dan teologia. Dia berhasil meraih gelar Magister/Master di Montpellier. Allah banyak menganugerahkan kepadanya inspirasi ilahi dan mengaruniakan kepadanya pengetahuan luarbiasa. Dengan demikian, meskipun mempunyai banyak urusan dan sibuk, Raymundus diberdayakan untuk mampu menulis secara mengagumkan tentang hal-hal yang paling sulit dalam bidang filsafat dan teologia. Raymundus Lullus bertemu dengan para pangeran kerajaan dan para prelat Gereja di banyak tempat yang dikunjunginya, untuk menimbulkan minat mereka kepada proyek misionernya yang besar ini. Dia berkhotbah di semua sinagoga dan masjid di Spanyol. Dia berlayar dua kali ke Afrika, yaitu ke Tunisia dan Bougie. Dia menerjemahkan sendiri salah satu dari buku-bukunya (INGGRIS: The Great Art) ke dalam bahasa Arab. Dia mengajar di Paris dan membantu dalam Konsili Vienna (1311-1312). Dalam konsili itu, di bawah inspirasinya, diputuskanlah pendirian beberapa ‘kursi’ untuk mengajar sejumlah bahasa, yaitu Arab, Yunani, Ibrani dan Khaldea di universitas-universitas di Paris, Oxford, Bologna dan Salamanca.
Dalam perjalanannya ke Roma, Avignon, Montpellier, Paris dan Vienna dia berupaya agar Paus dan berbagai pejabat gerejawi berminat terhadap karya untuk mempertobatkan ‘orang-orang kafir’ dan pendirian seminari-seminari untuk para misionaris.
Pada tahun 1314, ketika berusia 79 tahun, Raymundus sendiri pergi melaksanakan sebuah ekspedisi misioner ke Afrika. Perjalanan misioner ini ‘ditakdirkan’ untuk menjadi perjalanannya yang terakhir. Ketika sedang mewartakan iman akan Kristus di alun-alun di Bougie, sekelompok orang Mussulman yang fanatik menyergapnya dan merajamnya dengan batu. Dalam keadaan tubuhnya yang dipenuhi dengan banyak sekali luka berdarah, Raymundus ditinggalkan agar mati begitu saja di tempat umum. Pada saudagar dari Genoa membawa Raymundus ke kapal layar mereka agar dapat dikuburkan di negerinya sendiri. Di tengah pelayaran Raymundus sempat sadar untuk beberapa saat lamanya, tetapi ketika kapal layar berlabuh di Mallorca, dia menarik nafasnya yang terakhir.
Banyak sekali orang hadir dalam upacara pemakamannya di Gereja Fransiskan di Palma, Mallorca di mana dulunya Raymundus bergabung dengan Ordo Ketiga S. Fransiskus. Tidak lama kemudian terjadilah banyak mukjizat di kuburan sang martir mulia. Paus Leo X (1513-1521) menjadikannya sebagai seorang beato dan Mallorca memilihnya sebagai orang kudus pelindung yang istimewa. Beato Raymundus Lullus, doakanlah kami.
Cilandak, 29 Juni 2010
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS
Sumber informasi: (1) Marion A. Habig OFM, THE FRANCISCAN BOOK OF SAINTS, Chicago, Illinois: Franciscan Herald Press, 1979 Revised Edition, hal. 476-478; (2) Damien Vorreux OFM & Aaron Pembleton OFM, A SHORT HISTORY OF THE FRANCISCAN FAMILY, Chicago, Illinois: Franciscan Herald Press, 1989, hal.43-44).