Jane adalah puteri dari Raja Perancis, Ludovikus (Louis) XI. Ia dilahirkan pada tanggal 23 April 1464. Sejak kecil Jane sudah dianugerahi dengan karunia-karunia agung yang berkaitan dengan pikiran maupun hatinya, sehingga dia menolak hidup penuh kemewahan dan hura-hura dalam lingkungan istana. Dia mencari sukacitanya dalam keheningan, doa-doa dan meditasi. Cara hidup sedemikian menjengkelkan hati ayahnya, sehingga raja ini mengambil kesimpulan, bahwa Jane tidak pantas menjadi seorang puteri raja. Raja juga memperlakukan puterinya yang satu ini dengan keras. Namun Jane menanggung semua yang menimpa dirinya ini dengan penuh kesabaran. Ia hanya menyampaikan keluhan-keluhannya kepada Allah saja.
Pada suatu hari Santa Perawan Maria menampakkan diri kepada Jane dan berbicara kepadanya: “Terhiburlah hatimu, hai puteriku! Suatu waktu akan datang pada saat mana engkau akan menjadi milikku sepenuhnya. Sekelompok besar perempuan muda yang dikuduskan bagi Allah akan menggabungkan diri dengan engkau dalam melayani aku dan mewartakan pujianku ke mana-mana.” Mendengar kata-kata Bunda Maria ini, jiwa sang puteri raja dipenuhi dengan penghiburan surgawi. Maka dia pun membuat tekad baru untuk lebih giat lagi dalam melayani Allah, dengan harga/biaya sebesar apa pun.
Pembimbing rohaninya adalah seorang Fransiskan yang hidup di bawah pimpinan Roh ilahi, Pater Gilbert Nicholas (Beato Gabriel Marie) sungguh mendukung Jane dalam usahanya mencapai kesempurnaan Injili. Dari imam ini pula Jane menerima jubah ordo ketiga Santo Fransiskus (sekarang: OFS). Sejak saat itu Jane mulai dengan pikiran untuk masuk sebuah biara agar dapat hidup dan mati sebagai seorang pengantin Sang Tersalib.
Tiba-tiba raja Ludovikus XI mengumumkan, bahwa Jane harus menikah dengan Pangeran Ludovikus, adipati dari Orleans. Dalam semangat ketaatan kepada orangtua dan demi cintanya kepada Allah, Jane pun dengan penuh pengorbanan mengikuti perintah ayahnya pada tahun 1486. Namun hidup perkawinannya tidak membahagiakan. Bahkan sebelum upacara pernikahan berlangsung, Adipati Ludovikus sudah diam-diam melakukan protes di depan seorang notaris dan saksi-saksi, bahwa dia sebenarnya dipaksa – melawan kehendaknya sendiri – untuk menikah, agar tidak menjadi obyek kemarahan sang raja. Adipati Ludovikus selalu memperlakukan Jane sebagai seorang asing dan memperlakukannya dengan buruk.
Pada tahun 1498 Adipati Ludovikus naik takhta sebagai raja Ludovikus XII. Tindakannya yang pertama adalah menceraikan sang ratu: Jane. Karena berada di bawah tekanan, Sri Paus mengumumkan bahwa perkawinan mereka batal. Jane menerima penghinaan berat ini dengan hati yang penuh kepasrahan kepada Allah. Ia berkata: “Allah sekarang telah memisahkan aku dari dunia dan memungkinkan aku untuk melayani-Nya lebih baik daripada sebelumnya.”
Jane kemudian pergi ke Bourges, di mana perwahyuan yang diterimanya pada masa muda menjadi terwujud. Ia mempersatukan sekelompok perempuan muda untuk membentuk sebuah komunitas religius yang akan membaktikan diri pada penghormatan istimewa kepada Santa Perawan Maria. Bapa pengakuannya, Pater Gilbert menyusun statuta yang diperlukan komunitas yang baru ini. Statuta itu terdiri dari sepuluh bab berkenan dengan upaya mengikuti sepuluh keutamaan Santa Perawan Maria, yaitu: kemurnian, kearifan, kerendahan hati, iman, ketaatan, belarasa, devosi, kemiskinan, kesabaran dan kesalehanan Maria. Pada tahun 1500 Paus Alexander VI menyetujui institut yang baru ini, para anggotanya kemudian dikenal sebagai Suster-suster Maria yang diberi kabar oleh Malaikat Tuhan (Annunciades). Sri Paus menempatkan mereka di bawah ketaatan minister jendral Fransiskan dan kepada Pater Gilbert diberikan nama Gabriel Marie. Jane sendiri mengenakan kerudung biarawatinya di biara Bourges yang ia telah dirikan. Pada hari Pentakosta 1503 dia mengucapkan kaul-kaul sucinya.
Jane telah dipersiapkan bertahun-tahun dalam sekolah penderitaan dan kehina-dinaan. Dengan cepat dia berhasil sampai ke puncak kesempurnaan religius sehingga siap untuk bertemu dengan Bapa surgawi. Pada tanggal 4 Februari 1505 dia wafat. Jasadnya dimakamkan dalam gereja Maria diberi kabar oleh Malaikat Tuhan. Banyak mukjizat yang terjadi pada makamnya.
Pada tahun 1562, orang-orang Protestan Huguenots menyerbu kota Bourges. Biara dan gereja “Maria diberi kabar oleh Malaikat Tuhan” dirusak dan dihancurkan oleh kaum Huguenots ini. Orang-orang itu mengeluarkan dengan paksa jenazah Jane yang tidak rusak itu dari tempat penyimpanannya. Dengan pedang mereka menusuk jenazah orang kudus ini. Darah keluar dari luka-luka akibat tusukan pedang. Kemudian tubuh suci ini pun dibakar. Pada tahun 1742 Paus Benediktus XIV mengumumkan penghormatan kepada orang kudus ini. Pada tahun 1950 Paus Pius XII mengkanonisasikan Jane dari Valois sebagai seorang kudus. Santa Jane dari Valois, doakanlah kami!
Sumber: Marion Habig OFM, THE FRANCISCAN BOOK OF SAINTS.
Cilandak, 18 Februari 2010
Sdr. F.X. Indrapradja OFS