KAPITEL OFS REGIO PAPUA KE V
Pada tanggal 12 – 14 September 2013, Persaudaraan Regio Papua menyelenggarakan Kapitel ke-5 yang dilaksanakan di Timika. Persaudaraan Regio Papua ini meliputi 4 keuskupan yaitu Keuskupan Jayapura, Keuskupan Timika, Keuskupan Agats dan Keuskupan Merauke. Lokasi penyelenggaraan berada di Timika dengan pertimbangan Timika berada di tengah, sehingga dari Jayapura hanya 1 kali penerbangan, dari Agats 1 kali penerbangan dari paroki Bade (keuskupan Merauke) 1 kali penerbangan ditambah 5 jam perjalanan air (speed boat).
(lebih lanjut....... /kapitel-regio-papua-kelima-di-timika.html)
Pada tanggal 12 – 14 September 2013, Persaudaraan Regio Papua menyelenggarakan Kapitel ke-5 yang dilaksanakan di Timika. Persaudaraan Regio Papua ini meliputi 4 keuskupan yaitu Keuskupan Jayapura, Keuskupan Timika, Keuskupan Agats dan Keuskupan Merauke. Lokasi penyelenggaraan berada di Timika dengan pertimbangan Timika berada di tengah, sehingga dari Jayapura hanya 1 kali penerbangan, dari Agats 1 kali penerbangan dari paroki Bade (keuskupan Merauke) 1 kali penerbangan ditambah 5 jam perjalanan air (speed boat).
(lebih lanjut....... /kapitel-regio-papua-kelima-di-timika.html)
Surat dari Redaksi, 24 November 2013Cilandak, 24 November 2013
Saudari dan Saudara yang dikasihi Kristus, Hari ini Gereja (anda dan saya) merayakan HARI RAYA TUHAN KITA YESUS KRISTUS RAJA SEMESTA, suatu hari raya yang sangat penting dalam penanggalan Gereja, dengan bacaan Injil pada tahun C ini yang diambil dari Luk 23:35-43. Pada akhir perjalanan hidup-Nya di dunia, di atas kepala-Nya mereka menulis kata-kata berikut ini: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi” (Yoh 19:19). Sebenarnya ini hanyalah taktik politik, satu cara untuk membungkam suara-Nya yang menantang. Sebenarnya berapa sih orang-orang yang menanggapi dengan serius tantangan Yesus ini? Berapa banyak sih orang yang waras sungguh berpikir bahwa Yesus adalah suatu ancaman bagi Kaisar Roma atau bagi tatanan kehidupan publik pada waktu itu? Ironi hari itu adalah bahwa Yesus memang adalah seorang raja, walaupun bukannya seperti yang dipahami oleh pikiran dunia. Yesus sebagai raja sungguh bertolak-belakang dengan cara-cara atau jalan-jalan kehidupan para raja di dunia ini. Yesus tidak duduk di atas takhta kerajaan yang megah guna melambangkan kuasa-Nya, melainkan tergantung pada kayu salib, dan kelihatan terlalu lemah untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri dari kematian. Ia tidak mengenakan mahkota yang dihiasi dengan intan-berlian gemerlapan sebagai lambang kemenangan dan kekayaan, melainkan memakai mahkota duri. Sungguh sebuah pemandangan yang memilukan, tanpa keindahan, tanpa keagungan, pantas untuk dihina dan ditolak oleh manusia. “Raja” ini tidak mempunyai pasukan perang besar di bawah komando-Nya atau banyak abdi-dalem untuk melayani diri-Nya. Dia “datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat 20:28). Raja-raja dunia memisahkan diri dari orang-orang biasa dan tidak diharapkan untuk memperlakukan orang-orang biasa setara dengan diri mereka. Sebaliknya, Yesus datang ke tengah semua orang sebagai saudara mereka, tinggal bersama mereka sebagai saudara, dan sekarang sekarat di atas kayu salib di tengah dua orang penjahat yang disalib juga. Karya penebusan Yesus diperuntukkan bagi jutaan manusia, namun demikian pusat perhatian-Nya pada detik-detik terakhir hidup-Nya di dunia adalah seorang pribadi saja, yaitu penjahat yang bertobat yang dijanjikan-Nya masuk ke dalam Firdaus pada hari itu juga: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43). Pemerintahan raja-raja dunia menunjukkan pentingnya arti cinta akan kekuasaan, sedangkan ciri-ciri Kerajaan Kristus adalah keadilan, damai-sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus. Kita sungguh membutuhkan rahmat khusus untuk memahami bagaimana Dia yang diolok-olok sebagai Raja orang Yahudi pada kenyataannya adalah sang Raja Alam Semesta: Bagaimana kelemahan-kelemahan yang kelihatan ada pada orang yang sekarat ini pada kenyataannya adalah kuat-kuasa Allah yang memberikan hidup baru kepada dunia: bagaimana kebodohan orang Nazaret pada kenyataannya adalah sang Hikmat Allah sendiri yang mampu melihat melampaui pandangan mata sempit penuh akal-akalan hari ini, yaitu dengan mata kekal-abadi. Menghormati Yesus Kristus sebagai Raja bukan sekadar ramai-ramai mengelu-elukan atau menyeraukan keras-keras nama-Nya sambil melambai-lambaikan bendera. Menghormati Yesus Kristus sebagai Raja berarti membuat komitmen untuk bekerja bagi dunia yang berkeadilan bagi semua orang, sebuah dunia di mana tidak akan ada lagi kekerasan yang memberikan hak bagi seseorang atau sekelompok orang untuk mendominir orang-orang lain atau kelompok-kelompok lain, sebuah dunia di mana ada pembagian yang adil kalau kita berbicara mengenai sumber-sumber daya alam; dunia di mana ada kesempatan bagi semua orang untuk bertumbuh dalam tubuh, pikiran dan roh. Hanya dalam sebuah masyarakat adil seperti itulah kita dapat menulis slogan: PEMERINTAHAN ALLAH OK DI SINI! Buah pertama dari keadilan adalah semangat rekonsiliasi yang memampukan damai-sejahtera untuk bertumbuh: damai antara orang-orang, damai dengan lingkungan hidup, damai dalam kehidupan dan damai dengan Allah. Apabila damai-sejahtera bertumbuh, maka wajah-wajah pun akan cerah dengan sukacita. Dan sukacita pasti merupakan suatu antisipasi akan surga sendiri. Pada akhir perjalanan Yesus di bumi, di atas kepala-Nya ada tulisan: “Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi”. Kita semua dipanggil agar perjalanan kita di dunia akan menulis kata-kata “keadilan”, “damai-sejahtera” dan “sukacita” di seluruh dunia. Dengan demikian kita dapat dengan tulus mengatakan “Yesus dari Nazaret, memang sungguh Raja Semesta!” Salam persaudaraan, Sdr. F.X. Indrapradja, OFS Surat dari Redaksi 2 Juni 2013Jakarta, 2 Juni 2013
Saudari dan Saudara yang dikasihi Kristus, Seperti dahulu Ia tampak pada para rasul dalam daging yang sejati, demikian juga kini Ia tampak pada kita dalam roti kudus. Mereka, dengan pandangan mata jasmaniahnya, hanya melihat daging-Nya saja; tetapi dengan pandangan mata rohaniahnya, mereka percaya, bahwa Dia adalah Allah. Demikin juga kita, dengan mata badaniah kita yang kita lihat adalah roti dan anggur; tetapi hendaklah kita melihat dan percaya dengan teguh, bahwa itu adalaha tubuh dan darah-Nya yang mahakudus, yang hidup dan benar.” (Bapak Fransiskus dari Assisi dalam Pth 19-21) Pada hari Minggu ini kita merayakan HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS. Dalam kesempatan ini, marilah kita berbicara mengenai kehadiran riil/nyata Tuhan Yesus dalam Sakramen Mahakudus dengan berpedoman pada tulisan P. Silvester O’Flynn OFMCap. yang berjudul “The Real Presence” dalam bukunya: THE GOOD NEWS OF LUKE’S YEAR. Saudari dan Saudara terkasih. Tidak sedikit orang Kristiani yang Katolik masih suka merasa bingung dengan ungkapan “kehadiran nyata” (Inggris: Real Presence) ini. Dalam penggunakan kata secara populer, bilamana kita mengatakan bahwa sesuatu itu nyata/riil, maka kita mengartikannya sebagai “sungguh ada” jika diperlawankan dengan keberadaan yang bersifat fiktif atau tidak lebih dari hasil imajinasi saja; atau bahwa sesuatu itu “asli” ketimbang sesuatu lain yang palsu. Ada orang-orang yang terheran-heran apabila kita berbicara tentang kehadiran Tuhan Yesus dalam Sakramen Mahakudus, apakah dengan demikian kita bermaksud mengartikan bahwa kehadiran-Nya dalam komunitas Kristiani sebagai kurang riil atau kurang sejati, atau kehadiran-Nya dalam Kitab Suci, atau pada saat-saat kita berdoa secara intim, atau cara-cara yang lain? Kata “nyata” atau “riil” sebagaimana digunakan dalam teologi ekaristi, adalah suatu transliterasi dari kata Latin realis, yang berarti berkaitan dengan benda materi. “Kehadiran nyata/riil” mengindikasikan kehadiran Allah secara istimewa dalam benda materi atau tempat yang konkret. Ada suatu tradisi panjang yang menyangkut kepercayaan atas kehadiran Allah secara istimewa dalam lokasi-lokasi suci. Walaupun Allah ada di mana-mana, sabda-Nya yang diwahyukan dalam Kitab Suci menceritakan tentang benda-benda atau tempat-tempat suci yang merupakan suatu tempat pertemuan istimewa antara Allah dan manusia. Musa bertemu dengan Allah di semak yang terbakar dan di atas gunung suci. Kemudian, Tabut Perjanjian merupakan benda yang menyatakan kehadiran Allah – kediaman Allah yang bersifat mobil – artinya dapat dibawa/digotong ke sana ke mari. Ketika bangsa Israel mulai menetap di lokasi tertentu, maka benda yang suci adalah Kemah Pertemuan. Kemudian ada Bait Allah yang menyediakan tempat terkudus bagi Allah (Inggris: Holy of the Holies). Nah, Allah hadir secara sangat unik dalam “daging” Yesus Kristus. Tubuh Yesus Kristus menggantikan Bait Allah sebagai tempat kehadiran Allah yang istimewa. Lalu, pada perjamuan terakhir, Yesus menyiapkan kedatangan saat di mana tubuh fisik-Nya tidak akan hadir lagi di bumi. Untuk itu, Dia memberikan roti dan anggur yang telah dikonsekrasikan kepada para murid-Nya: “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (Luk 22:19). Ekaristi sekarang menjadi tempat suci istimewa di mana Allah bertemu dengan umat-Nya. Allah yang ada di mana-mana, memberi akomodasi bagi kehadiran-Nya seturut kebutuhan-kebutuhan kita. Kehadiran Tuhan Yesus dalam hosti suci menjawab tiga kebutuhan dasar kita; sebagai suatu pusat dari kepercayaan kita, suatu titik fokus bagi indra-indra kita, dan sebagai suatu sumber emosi-emosi keagamaan kita. Kepercayaan teologis kita akan kehadiran dan aktivitas Allah dalam kehidupan kita datang dari suatu pemusatan perhatian pada Roti Suci. Manakala kita makan roti biasa, maka roti itu diubah menjadi diri kita; namun apabila kita makan Roti ini, maka kita diubah menjadi diri-Nya, karena dengan konsekrasi yang dilakukan seorang imam tertahbis roti itu telah diubah menjadi tubuh-Nya sendiri. Dalam Yoh 6, ajaran Yesus tentang Ekaristi disajikan sebagai “testcase” atas iman-kepercayaan kita. “Sebab daging-Ku benar-benar makanan dan darah-Ku benar-benar minuman. Siapa saja yang makan daging-Ku dan minum darah-Ku, Ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia” (Yoh 6:55-56). Mereka yang tidak menerima kepercayaan ini sesungguhnya tidak lagi berjalan bersama Yesus. Tidak mengherankanlah apabila Santo Fransiskus dari Assisi dalam “Petuah-Petuah” menulis seperti berikut ini: “Terkutuklah semua orang yang kini melihat sakramen, yang dikuduskan oleh firman Tuhan di atas altar melalui tangan imam dalam rupa roti dan anggur, tetapi tidak melihat dan percaya menurut Roh dan keallahan, bahwa itu benar-benar tubuh Tuhan dan darah mahakudus Tuhan kita Yesus Kristus; Yang Mahatinggi sendiri memberi kesaksian tentang hal itu dengan berfirman: Inilah tubuh-Ku dan darah Perjanjian-Ku yang baru (yang ditumpahkan bagi banyak orang) [Mrk 14:22,24]; dan: Siapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup kekal”[Yoh 6:54] (Pth 9-11). Inilah iman Bapak Serafik berkaitan dengan Sakramen Ekaristi. Sebagai para anak rohaninya, kita pun seharusnya mempunyai iman-kepercayaan yang sama. Sakramen Mahakudus yang diekspos untuk penghormatan umat adalah suatu titik yang kuat bagi pemusatan perhatian indra-indra kita. Memuaskan kebutuhan kita untuk memusatkan penglihatan kita, indra yang paling kuat dari manusia. Pikiran-pikiran kita – yang senantiasa diganggu oleh distraksi-distraksi (pelanturan-pelanturan), ditolong untuk tetap bersatu dalam suatu pemusatan perhatian yang kuat. Penggunaan cahaya lampu yang baik, warna, bebungaan dan simbol-simbol artistik dapat membantu pemusatan perhatian kita. Aroma dupa yang membumbung ke atas dapat menumbuhkan suatu atmosfir doa yang terangkat ke surga ke hadapan hadirat Allah. Teladan yang diberikan oleh orang-orang lain dalam menghormati sakramen ini dengan pantas juga merupakan suatu tantangan dan dukungan bagi kita. Ekaristi juga merupakan suatu sumber dari emosi-emosi keagamaan kita. Ketika bersembah-sujud di hadapan Sakramen Mahakudus kita ditarik kepada Allah lewat berbagai ungkapan penyembahan, kasih, syukur, permohonan serta pertobatan. Sebagai suatu bantuan terhadap memori-memori kita, altar Tuhan memegang peranan sangat penting. Siapakah yang kita sembah? Tuhan sendiri! Dia adalah sang Sabda Bapa, yang dikandung oleh Roh Kudus dan dilahirkan oleh Santa Perawan Maria, dan sekarang menjadi sang Roti Kehidupan bagi kita semua yang percaya. Sabda yang menjadi daging, kasihanilah kami! Saudari dan Saudara sekalian, Selamat merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus !!!!! Salam persaudaraan, DEWAN REDAKSI SITUS OFS INDONESIA Surat dari Redaksi 19 Mei 2013 Jakarta, 19 Mei 2013
Saudari dan Saudara yang dikasihi Kristus, Pada hari ini kita merayakan Pentakosta. Barangkali ini adalah hari raya Gereja yang paling menggairahkan, karena Roh Kudus menghidupkan dan membuat segala sesuatu yang kita imani menjadi riil. Bayangkan, betapa indah segala pemenuhan janji-Nya yang terwujud-nyata pada hari itu! Dengan kedatangan Roh Kudus, semuanya menjadi berubah. Kita disegarkan kembali dan dipenuhi dengan kasih. Roh Kudus yang berdiam dalam diri kita bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah (Rm 8:15-16). Roh Allah berdoa dalam diri kita (Rm 8:26). Ia membimbing kita dalam kebenaran (Yoh 14:26). Ia memberdayakan kita untuk melayani Tuhan dalam kasih (Rm 7:6). Ia mentransformasikan kita, menumbuh-kembangkan buah-buah-Nya yang indah dalam hidup kita (Gal 5:22-23). Pesta ini juga dikaitkan dengan upacara penyembahan Yahudi dalam Perjanjian Lama. Bagi Israel kuno, Hari Raya Pentakosta – yang jatuh 50 hari setelah Hari Raya Paskah – merupakan pesta di mana seluruh komunitas menyampaikan rasa syukur dan terima kasih mereka kepada Allah untuk buah-buah pertama panenan (Ul 16:9-12). Dengan berjalannya waktu, Pentakosta juga menjadi pesta syukur untuk Taurat, yakni Hukum yang diterima oleh Musa di Gunung Sinai. Yesus telah menggenapi sabda-sabda dalam Perjanjian Lama. Hanya Dia sendirilah yang mampu menyenangkan hati Allah Bapa. Sekarang Roh Kudus telah datang ke tengah-tengah kita dan ke dalam diri kita masing-masing. Roh Kudus ini telah melakukan inaugurasi … upacara peresmian panenan semua umat Allah. Sekarang perjanjian yang ditulis beribu-ribu tahun lalu pada loh batu, dapat ditulis dalam loh hati kita masing-masing (Ams 3:3; Yer 17:1). Kini, kita memiliki suatu harapan yang indah! Segala sesuatu yang yang tak mungkin bagi kita seturut kemampuan alamiah kita, sekarang dibuat mungkin oleh kuat-kuasa Roh Kudus. Bapak Fransiskus adalah seorang pribadi yang hidupnya senantiasa dipenuhi dan dibimbing/dipimpin oleh Roh Kudus. Roh Kudus sering muncul dalam tulisan-tulisannya, bahkan bagi dia, dan tentunya bagi kita, Roh Kudus adalah minister jendral yang sesungguhnya dari Ordo Fransiskan. Untuk mengenal lebih mendalam lagi siapa Bapa Serafik kita dan keakrabannya dengan Roh Kudus, maka berikut ini adalah sebuah petikan dari tulisan Santo Bonaventura: Ia (Fransiskus) hendak menyusun kembali anggaran dasar, yang ditulis terlampau panjang lebar dengan tambahan ayat-ayat Injil itu, menjadi bentuk yang lebih ringkas, seturut yang diharuskan penglihatan yang ditunjukkan kepadanya itu, agar dapat diteguhkan secara resmi, maka atas bimbingan Roh Kudus ia bersama dengan dua sahabat (Sdr. Leo dan Sdr. Bonizo) naik ke sebuah gunung (menurut tradisi di gua Fonte Colombo di sebelah barat daya Rieti). Di sana sambil berpuasa dan puas dengan roti dan air saja, ia menyuruh tulis anggaran dasar, sebagaimana diilhamkan Roh Ilahi kepadanya tengah ia berdoa. Ketika ia turun dari gunung, maka ia menyerahkan anggaran dasar itu kepada wakilnya (Sdr. Elias dari Cortona) untuk disimpannya. Ketika wakilnya beberapa hari kemudian menyatakan, bahwa naskah itu karena keteledorannya telah hilang, maka pria suci itu kembali lagi ke tempat yang sunyi-sepi itu dan menulis kembali anggaran dasar itu seperti yang semula, seakan-akan perkataan itu diterimanya dari mulut Allah sendiri. Lalu anggaran dasar itu diajukan kepada Sri Paus Honorius (Honorius III – masa pontifikat: 1216-1227), dan ia memperoleh dari beliau dalam tahun kedelapan pontifikatnya peneguhan yang dimohonnya (Anggaran Dasar dengan Bulla [AngBul], 29 November 1223). Dengan hangatnya ia mengajak saudara-saudara untuk menepatinya, dan dinyatakannya, bahwa ia tidak memasukkan sesuatu pun dari usahnya sendiri, tetapi ia telah menyuruh tulis semuanya, sebagaimana diwahyukan Allah kepadanya (LegMaj IV:11). Mungkin kita masih merasa ragu apakah Roh Kudus sungguh berdiam dalam diri kita. Untuk mengetahui jawabnya, baiklah kita baca dan renungkan tulisan Bapak Fransiskus dalam “Petuah-Petuah”: “Beginilah diketahui apakah seorang hamba Allah memiliki bagian Roh Tuhan: apabila Tuhan mengerjakan sesuatu yang baik dengan perantaraannya, dagingnya tidak memegahkan diri karenanya, sebab daging itu memang selalu bertentangan dengan semua yang baik; sebaliknya hamba Allah itu malah memandang dirinya lebih hina dan menilai dirinya lebih rendah daripada semua orang lainnya” (Pth XII:1-3). DOA: Datanglah ya Roh Kudus, rahmat Paskah Kristus yang bangkit, penuhilah Gereja dengan kuat-kuasa hidup-Mu. Ya Roh Kudus cintakasih kekal Bapa dan Putera, kunjungilah dan hidupilah serta berdayakanlah kami masing-masing, keluarga kami, komunitas kami, persaudaraan kami, keuskupan kami, paroki kami; buatlah kami semua percaya dan mampu menjadi pewarta-pewarta KABAR BAIK Tuhan Yesus Kristus, seperti para murid yang telah Kauberdayakan pada hari Pentakosta Kristiani yang pertema. Buatlah kami selalu menyadari bahwa Bapa surgawi adalah Allah yang baik, sumber segala kebaikan, sungguh baik, satu-satunya yang baik, dan Dia memang benar-benar mengasihi kami anak-anak-Nya. Roh Kudus Allah, Dikaulah yang mengubah roti menjadi tubuh Kristus dan anggur menjadi darah-Nya, lewat tangan-tangan para imam-Mu dalam perayaan Ekaristi. Hidupkanlah terus-menerus dalam diri kami masing-masing, kenangan akan misteri kudus-Nya, dan jadikanlah para imam-Mu dan kami semua sebagai korban syukur demi kemuliaan Allah dan demi kehidupan dunia. Baharuilah muka bumi, ya Roh Kudus … sebuah bumi yang telah dicemarkan oleh kejahatan yang besar dari manusia; tolonglah kami dengan kuat-kuasa-Mu agar mampu sampai kepada kepenuhan janji demi kesejahteraan semua orang. Amin. Saudari dan Saudara sekalian, Selamat merayakan Hari Raya Pentakosta !!!!! Salam persaudaraan, DEWAN REDAKSI SITUS OFS INDONESIA Surat dari Redaksi 31 Maret 2013Jakarta, 31 Maret 2013
Saudari dan Saudara yang dikasihi Kristus, Apakah sebenarnya pesan Hari Minggu Paskah? Tidak lain tidak bukan, adalah kebenaran bahwa Allah yang Mahakuasa dan kekal, Dia satu-satunya yang baik, sumber segala kebaikan, berada di pihak kita! Inilah kabar baik Paskah. Melalui salib Kristus, Allah telah menghancurkan kuasa Iblis dan membebaskan kita dari keterikatan pada dosa dan maut. Yesus Kristus telah menang! Ia telah bangkit! Ia telah mengalahkan segalanya yang dapat memisahkan diri kita dari Allah. Apakah yang yang diminta oleh Allah dari kita untuk karunia yang sedemikian besar ini? Hanya satu yang diminta oleh-Nya, yaitu bahwa kita percaya akan kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Sungguh sederhana. Allah meminta kita untuk mendasarkan hidup kita pada kasih-Nya dan kuat-kuasa-Nya dan memelihara semua itu dalam pusat pikiran dan hati kita. Allah berjanji bahwa selagi kita melakukannya, pesan penyelamatan akan memenuhi diri kita dengan penuh kepastian. Santo Augustinus dari Hippo [354-430] mengatakan, “Iman orang-orang Kristiani adalah kebangkitan Yesus.” Setiap orang menerima bahwa Yesus mengalami kematian. Juga merupakan kenyataan sejarah bahwa Yesus dari Nazaret dihukum mati. Akan tetapi tidak semua orang percaya bahwa Dia dibangkitkan dari alam maut. Oleh karena itu, iman umat Kristiani adalah kebangkitan Yesus. Bilamana kita mempermaklumkan kebangkitan Yesus, pada saat yang sama kita juga mempermaklumkan bahwa Dia mati untuk dosa-dosa kita. Tidak ada kebangkitan tanpa didahului oleh kematian! Iman akan kebangkitan Yesus diungkapkan oleh Santo Fransiskus dari Assisi dalam IBADAT SENGSARA TUHAN (IbSeng), Mazmur IX: (1) Nyanyikanlah lagu baru baru bagi Tuhan* sebab Ia telah melakukan perbuatan-perbuatan ajaib. (2) Ia telah mengurbankan Putera-Nya yang terkasih dengan tangan kanan-Nya* dan dengan lengan-Nya yang kudus. (3) Tuhan telah memaklumkan penyelamatan-Nya,* telah menyatakan keadilan-Nya di depan mata bangsa-bangsa. (4) Pada hari itu Tuhan mengerahkan kasih setia-Nya* dan malam hari aku menyanyikan nyanyian bagi-Nya. (5) Inilah hari yang dijadikan Tuhan,* marilah kita bersorak-sorai dan bersuka-cita karenanya. (6) Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,* Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. (7) Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai, biarlah laut serta isinya bergemuruh* biarlah beria-ria padang dan segala yang ada di atasnya. (8) Sampaikanlah kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan dan hormat,* sampaikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya. (IbSeng Mzm IX:1-8; diucapkan dari hari Minggu Kebangkitan sampai hari Kenaikan, setiap hari pada semua waktu ibadat, kecuali ibadat vesperae, ibadat completorium dan ibadat prima). Kebesaran atau keagungan kematian Yesus bukanlah terletak pada fakta bahwa Dia mati, melainkan bahwa Dia mati untuk menebus dosa-dosa kita. Sekali kita percaya akan kebangkitan Yesus, ada satu langkah yang harus kita ambil. Kita harus menemukan “kuasa” dari kebangkitan Yesus. Jadi, kita tidak berhenti hanya pada fakta kebangkitan itu sendiri. Ketika Maria Magdalena berjumpa dengan Tuhan Yesus yang sudah bangkit, langsung saja ia berseru, “Rabuni!”, lalu dia pun diutus oleh Yesus untuk memberitakan kabar baik kepada para murid lainnya (Yoh 20:16-18). Pada hari yang sama Yesus menyatakan diri-Nya kepada dua orang murid yang sedang dalam perjalanan dari Yerusalem menuju Emaus, dan setelah mengenali Yesus lewat pemecahan roti (Ekaristi), rasa lelah mereka hilang dan mereka pun kembali ke Yerusalem untuk memberitakan kabar baik kepada para murid lain (Luk 24:33-34). Pada suatu malam Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya yang sedang berkumpul dalam sebuah tempat dengan pintu-pintu terkunci karena mereka takut kepada para penguasa Yahudi. Kata-kata pertama yang diucapkan Yesus adalah: “Damai sejahtera bagi kamu” (Yoh 20:19). Yesus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka, dan murid-murid pun bersukacita ketika melihat Tuhan. Lalu Yesus berkata sekali lagi: “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu” (Yoh 20:21). Rasul Tomas tidak ada pada malam itu. Ketika para murid lainnya menceritakan kepada Tomas, bahwa mereka telah Tuhan, kita semua sudah tahu apa jawabannya (lihat Yoh 20:25). Delapan hari kemudian Yesus muncul lagi di tengah para murid-Nya. Kali ini Tomas ada bersama mereka. Setelah menyaksikan sendiri Yesus dan luka-luka-Nya, Tomas berkata: “Ya Tuhanku dan Allahku!” (Yoh 20:28). Inilah aklamasi yang kita serukan dengan suara perlahan-lahan pada saat Hosti Kudus dan Piala darah-Nya diangkat ketika konsekrasi/ Doa Syukur Agung. Seperti dikatakan-Nya kepada Tomas, Yesus juga ingin mengatakan kepada kita semua: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yoh 20:29). Kita juga tidak melihat Yesus, namun kita percaya kepada-Nya dan percaya bahwa Dia menyertai kita senantiasa sampai akhir zaman (Mat 28:20). Dengan demikian kita pun telah menerima berkat yang mempunyai kuasa untuk membuka pikiran kita, membuat hati kita berkobar-kobar bagi Yesus, dan untuk mentransformasikan diri kita menjadi murid-murid-Nya yang sejati – seperti yang terjadi 2.000 tahun lalu. Janji Paskah adalah, bahwa bilamana kuasa kebangkitan Yesus menyentuh diri kita, maka kuasa itu akan merestorasi diri kita masing-masing. Hal itulah yang terjadi dengan rasul Tomas, Maria Magdalena, dua orang murid yang berjalan menuju Emaus, Santo Paulus, Santo Fransiskus dari Assisi, Santa Klara dari Assisi, Santa Elisabet dari Hungaria, Santo Ludovikus IX, Santo Ignatius dari Loyola, Santo Fransiskus Xaverius, Santo Thomas More, Beata Bunda Teresa dari Kalkuta, dan tak terbilang banyaknya umat Allah ...... dari abad ke abad. Kita senantiasa harus berdoa agar dapat juga dapat disentuh oleh kuasa kebangkitan Yesus itu. Dalam masa Paskah yang mulai kita jalani hari ini, marilah kita semua menaruh pengharapan kita pada kuasa kebangkitan Yesus. Kita percaya, bahwa karena ketekunan kita yang penuh kerendahan hati, kita pun akan melihat bahwa Yesus bekerja dalam diri kita masing – memenuhi diri kita dengan kuat-kuasa ilahi untuk mengasihi Dia dan menjadi kudus mengikuti para pendahulu kita. Sebagai penutup, baiklah kita mendengar dengan penuh iman apa yang dikatakan oleh Santo Petrus yang telah dipenuhi Roh Kudus di hadapan Mahkamah Agama: “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan – yaitu kamu sendiri – namun Ia telah menjadi batu penjuru (Kis 4:11; bdk. Mzm 118:22). Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kis 4:12). Bapak Serafik kita percaya bahwa Yesus adalah satu-satunya Juruselamatnya. Demikian pulalah kiranya dengan kita, para anak rohaninya. Saudari dan Saudara sekalian, Selamat Paskah !!!!! Salam persaudaraan, DEWAN REDAKSI SITUS OFS INDONESIA
Dewan Nasional OFS IndonesiaPendamping Rohani I :
Pater Yan Ladju, OFM Pendamping Rohani II: Pater Donatus Marbun, OFMCap. Minister Nasional: Sdr. Nikolaus Namai, OFS Wakil Minister Nasional: Sdr. Anton Susanto Sitohang, OFS Sekretaris Nasional: Sdri. Christina Chang, OFS Bendahara Nasional: Sdri. Dianawati Salim, OFS Formator Nasional: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS International Councillor: Sdr. F.X. Indrapradja, OFS Vice International Councillor: Sdr. Elias Laia, OFS |
5 Hal Perlu Diketahui tentang Paus Fransiskus
Paus Francis I memperhatikan umat Katolik yang berkumpul dari balkon St. Peter's Basilica, Vatikan, (14/3). Kardinal Jorge Mario Bergoglio asal Argentina telah terpilih menjadi Paus yang baru. AP/L'Osservatore Romano
Pesan dan Kesan Kapitel Umum OFS 2011 - BrazilOFS REGIO JAWA BARAT bertatap muka dengan Bapa Uskup Mikael Cosmas Angkur, OFM diawali dengan Perayaan Ekaristi bertempat di Regina Pacis Bogor pada tanggal 9 Desember 2012
BERITA ACARA KAPITEL REGIO OFS NIAS I TANGGAL 15 JULI 2012
Thu, Feb 14, 2013 at 1:23 PM
To: "[email protected]" <[email protected]> Saudara-i,: Frans, Crist dan yang lain, terimakasih atas inisiatif ini. OFS Indonesia kita telah mempunyai website dan e-mail (milist ?). Diharapkan komunikasi kita semakin lancar. Saya akan membantu mengisi website kita. Doaku, Sdr. Donatus Marbun OFMCap OFS Indonesia replies: Pater Donatus OFM Cap yang dikasihi Kristus, Terima kasih atas tanggapan terhadap situs ini serta kesediaan Pater mengirim tulisan. Kami tunggu tulisan dan/atau kata sambutan Pater untuk website OFS INDONESIA sebagai pendamping rohani DEWAN NASIONAL OFS. TQ ya dan PACE E BENE! Salam persaudaraan, Redaksi Situs OFS Indonesia ************************************ 20/02/2013
To: "[email protected]" <[email protected]> Yth. Sdr Frans dan saudara/i lain yang memprakarsai situs OFS Terima kasih atas munculnya situs OFS. Situs ini sangat membantu kami yang berada di pedalaman. Maklum pengetahuan kami tentang OFS sangat terbatas, berkat bantuan serta dukungan para Pastor OFM dan suster-suster FCH dan DSY, kami memberanikan diri untuk terlibat dalam kegiatan OFS. Materi pengajaran sangat membantu kami dalam pertemuan OFS. Salam Rini dari Persaudaraan Lokal Timika Papua OFS Indonesia replies: Sdri. Rini yang terkasih, Terima kasih atas tanggapan terhadap situs OFS Indonesia ini. Harapan kami situs ini sungguh membantu Persaudaraan Lokal Timika Papua maupun di persaudaraan OFS lain di seluruh Indonesia. Pax et Bonum! Salam persaudaraan, Redaksi Situs OFS Indonesia **************************************** Dewan Redaksi Situs OFS IndonesiaPenanggung jawab:
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS Anggota: Sdri. Christina Chang, OFS Sdri. Maria Tresitawati, OFS |
Tour Ziarah Wisata Medan & LarantukaZiarah Medan Berangkat 8-11 Oktober 2015, dengan Pastor Pendamping Pater Yan Ladju OFM.
Ziarah Larantuka Berangkat 2-7 April 2016, dengan Pastor Pendamping Pendaftaran /Informasi lebih lengkap, kunjungilah www.fiorettitour.com Marketing: Christine Mobile : 081291753610 Pin BB : 53F22BC7 email address: [email protected] OFFICE Indri Mobile : 085102445747 Fax : 021-56954357 email address: [email protected] ArtikelSanto Fransiskus dari Assisi - Sebuah PerkenalanSebuah perjalanan kembali kepada Santo Fransiskus selalu berarti sebuah perjalanan kembali kepada Injil: dan inilah yang dibutuhkan oleh dunia modern masa kini. (Ernesto Caroli, OFM – 1975)
Orang kudus yang unik ini lahir lebih dari delapan abad lalu di sebuah kota kecil di Lembah Umbria, namun pengaruhnya sungguh luar biasa. Pada saat ini ada jutaan orang di segala penjuru dunia yang menyatakan diri mereka sebagai para pengikut dari “Si Kecil Miskin dari Assisi” ini, tidak terbatas pada para pemeluk agama Katolik Roma saja, tetapi juga anggota-anggota jemaat Kristen lainnya, antara lain Gereja Anglikan dan Lutheran. Keluarga Fransiskan merupakan keluarga rohani terbesar dalam Gereja Katolik. selanjutnya di SANTO dan SANTA Cerita-cerita Singkat tentang Fransiskus 1: YOHANES DARI LERIDA DISEMBUHKAN
(Satu dari mukjizat-mukjizat Santo Fransiskus setelah kematiannya) /cerita-singkat-tentang-fransiskus.html Galeria |
|
|