Pembaruan Janji Setia kepada Gereja
Keluarga Fransiskan Keuskupan Bogor dan Bandung
foto-foto oleh Pater Alfons Suhardi, OFM
naskah oleh Sdr. Franstantri Dharma, OFS
dalam persaudaraan Fransiskan di Keuskupan Bogor dan Bandung
mengucapkan Janji Setia kepada Gereja atau kepada Paus. Sejumlah 180
orang telah menghadiri peristiwa bersama ini yang diadakan di Paroki
Santa Maria Ratu Para Malaikat, Cipanas, Bogor. Mereka berasal dari 16
komunitas dan datang berombongan dari Cimahi, Cianjur, Sukabumi,
Bogor, Cibinong, Depok, Rangkasbitung. Mgr. Michael Angkur bersedia
bertatap muka, asalkan semua unsur Fransiskan hadir dalam kesempatan
itu. Puji Tuhan, semua unsur Fransiskan berdatangan dari ke 3 Ordo
yang mempunyai kedudukan yang sama. Tidak ada pimpinan dan tidak ada
bawahan, demikian Mgr Michael Cosmas Angkur OFM katakan.Mereka adalah
OFM (Ordo pertama dari Saudara-saudara Dina), OSC (Ordo kedua Santa
Clara), OFR (Ordo ketiga Regular) dan OFS (Ordo ketiga Sekular/kaum
Awam dan imam-imam Projo). Selanjutnya Monsigneur menjelaskan bahwa
beliau hadir sebagai Uskup untuk semua saja di Keuskupan Bogor dan
kebetulan sebagai Fransiskan.
Dalam acara tatap muka beliau mengemukakan keadaan akhir-akhir ini.
Dunia mengalami kekerasan terus menerus. Kini berupa peledakan bom di
Boston yang memakan korban 3 orang tewas dan 170 orang telah mengalami
luka-luka berat dan ringan. Selain itu kita pun terkejut oleh
pengunduran diri Paus Benediktus XVI. Ada apa dalam Gereja? Lalu
ternyata telah terpilih dan muncul Paus Fransiskus. Nama adalah
penentu nasib, ujar Mgr. Angkur. Paus mau bersama Tuhan melayani orang-orang
miskin. Mengapa Paus yang berasal dari Serikat Yesus memilih nama
Santo Fransiskus Asisi? Kita juga memperoleh inspirasi dari Tahun
Iman, agar Gereja membenahi struktur Gereja. Demikian pula para ibu
Rumah Tangga yang mengurusi keluarga dengan setia dalam keseharian
mereka.
Dengan memilih nama Fransiskus Paus mau memberi tanda bahwa Gereja mau meneruskan warisan Santo Fransiskus, berupa:
1. Menawarkan persaudaraan dengan terlebih dulu menyusun apa saja kekuatan dan
kesulitan yang kita alami. Selain itu penting bagaimana bersikap, meskipun harus
terseok-seok dan melebar-lebarkan bibir. Fransiskus dulu memulai dengan kelompok pertobatan yang dimulai dari diri sendiri.
2. Fransiskan adalah Gerakan dan bukan sebuah organisasi. Jadi persoalannya bukan harus pada satu orang Paus saja. "Bila terjadi kekerasan, jadikanlah aku pembawa damai. Di mana ada tangisan, kubawa sukacita." Bapa Uskup pun meneruskan dengan bercanda, "Di mana tidak ada uang kami tidak membawa uang, tapi kami cari uang di situ."
3. Berjalanlah dengan memandang dunia sekitarmu, jangan berjalan dengan hanya melihat ujung kakimu saja.
Maka kita boleh berbangga mempunyai Paus yang Fransiskan.
Mudah-mudahan kita bisa membenahi diri lagi. Yang harus mengejawantahkan pesan Yesus adalah kita semua, bukan Paus saja. Kitalah pelaku dan pelaksananya.
Lebih dari itu, yang membuat Fransiskus Asisi terkenal, ingin hadir di tengah umat Islam. Ada persaudaraan di tengah mereka. Kalau begitu kita mempunyai pandangan lebih luas ke masa depan. Demikian Gereja di Bogor dan hubungannya dengan umat Islam. Lain halnya di Eropa. Dalam suatu kesempatan, Bapa Uskup Mikael Angkur menegur umat di Eropa bahwa mereka tidak mempunyai masa depan, karena di gereja tidak ada orang muda, maka yang ada di depan mereka adalah peti mati.
Mari kita sayangi Keuskupan Bogor dan lebih dari itu kita sayangi Gereja. Masa depan kita ada pada anak-anak dan cucu-cucu. Kita yang 180 orang ini dikalikan lima jiwa,
berarti sudah mendekati ribuan orang. Banyak, bukan?
Dalam kesempatan ini Sdr. Alex Lanur OFM menjelaskan kesulitan-kesulitan umat di zaman Fransiskus Asisi, berupa :
1. Ketidaktahuan. 2. Kerakusan. 3. Tidak ada pengendalian diri dalam
hal kemurnian. (Biarawan yang mempunyai anak).
Beberapa pertanyaan bermunculan. Tentu memerlukan studi tersendiri untuk menemukan jawabannya. Misalnya: mengapa janji setia diambil tanggal 16 April? Tahun berapa? Peristiwa apa yang terjadi saat itu? Berapa orang yang sudah bergabung dengan Fransiskus? Siapakah Paus yang mereka temui? Mimpi apa yang dialami Paus tentang Fransiskus Asisi?
Untuk kali ini cukup bila kita memahami Pembaruan Janji Setia yang dilakukan oleh para pengikut Kristus seturut teladan Santo Fransiskus Asisi. Janji itu sebagai berikut:
Di hadapan Pejabat Bunda Gereja Yang Kudus: kami bersyukur kepada-Mu ya Allah atas rahmat yang berlimpah, dan karunia hidup yang telah kami terima. Serta atas kebaikan yang ditunjuk oleh Allah melalui peristiwa hidup harian kami. Kami bersyukur atas keselamatan yang kami peroleh melalui dan dalam diri Yesus Kristus atas panggilan suci-Nya. Seturut teladan dan ajakan Bapa kami Santo Fransiskus Asisi bersama dengan semua saudara dan saudari kami dalam keluarga besar Fransiskan, kami menyatakan janji setia dan hormat kepada Bunda Gereja Yang Kudus.
Dalam bimbingan, perlindungan dan pengawasan Gereja yang Kudus, Katolik dan Apostolik dengan segenap hati dan penuh cinta, kami berjanji untuk setia, menepati Injil Suci Tuhan kita Yesus Kristus, untuk hidup dalam ketaatan, tanpa milik, dan dalam kemurnian sebagaimana disampaikan dalam Anggaran Dasar Santo Fransiskus dan konstitusi tarekat kami masing-masing.
Semoga Allah Tritunggal Yang Mahakudus memberikan kekuatan kepada kami, agar kami sungguh tekun dan setia melaksanakan apa yang kami janjikan ini, dalam kehidupan sehari-hari. Amin.
Masing-masing dari kami membawa lilin sebagai simbol pengorbanan diri sehabis-habisnya. Akhirnya kami semua diajak oleh Tuan Rumah sdr. S.Suprobo OFM sebagai Pastor Paroki Cipanas untuk makan siang. Sementara itu para frater dari Transitus/Novisiat Depok menyemarakkan pertemuan melalui lagu-lagu koor dan tari-tarian. Demikian pula para novis dari tarekat Fransiskanes Misionaris Maria dengan sandiwara dan tari-tarian juga. Semoga kita semua dapat menjalin kebersamaan dalam
persaudaraan dengan lebih baik lagi.
Sampai jumpa di tahun depan.