Peringatan: 4 Januari
Pada tanggal 4 Januari, keluarga Fransiskan memperingati seorang mistikus perempuan dan seorang anggota Ordo Ketiga S. Fransiskus, yaitu Angela dari Foligno. Angela dilahirkan pada tahun 1248 dalam sebuah keluarga terkemuka di Foligno, yang terletak 35 km dari Assisi. Dia menikah pada usianya yang masih muda dan dikaruniani dengan 7 (tujuh) orang anak. Sebagai seorang perempuan muda, juga sebagai seorang istri dan ibu, dia hidup hanya untuk dunia dan kenikmatan-kenikmatan duniawi yang sia-sia. Namun rahmat Allah membuatnya menjadi sebuah bejana terpilih untuk penghiburan dan keselamatan banyak orang.
Ketika berumur 30-an menjelang 40 tahun, setelah melakukan perjalanan ziarah ke tempat kelahiran S. Fransiskus dari Assisi, dia mulai merasakan adanya sentuhan dalam hatinya untuk melakukan pertobatan. Pancaran kerahiman ilahi menyentuh jiwanya dan begitu mempengaruhinya sehingga berakibat pada suatu pertobatan sejati.
Atas perintah bapak pengakuannya, Angela menuliskan perjalanan pertobatannya dalam 18 langkah spiritual. Angela menulis: “Dicerahkan oleh rahmat, aku menyadari kedosaanku, aku dicekam oleh rasa takut yang besar bahwa aku terkutuk, dan aku pun menangis tersedu-sedu. Aku pergi mengakui dosa-dosaku agar aku dibebaskan dari dosa-dosaku, tetapi dengan rasa malu aku harus katakan, bahwa aku menutup-nutupi dosa-dosaku yang paling buruk/jahat, namun aku tetap saja pergi menyambut komuni kudus. Sekarang hati nuraniku menyiksaku siang dan malam. Aku berseru kepada Santo Fransiskus untuk mendapat pertolongan dan digerakkan oleh dorongan-dorongan batin aku memasuki sebuah gereja dimana seorang imam Fransiskan sedang berkhotbah. ……
“Aku mengumpulkan keberanianku agar dapat mengakui segala dosaku kepada imam itu. Aku lakukan hal ini langsung setelah imam itu menyelesaikan khotbahnya. Dengan semangat dan ketekunan aku melakukan tindakan pertobatan sebagaimana ditetapkan olehnya, namun hatiku terus saja dipenuhi dengan kepahitan dan rasa malu. Aku mengakui, bahwa kerahiman ilahi telah menyelamatkan aku dari neraka, jadi aku berketetapan hati untuk melakukan pertobatan secara keras; tidak ada yang kelihatan sukar bagiku, karena aku merasa sudah menjadi milik neraka. Aku berseru kepada para kudus, teristimewa Santa Perawan Maria, agar melakukan pengantaraan kepada Allah bagi diriku…….
“Sekarang kelihatan olehku sepertinya mereka memang berbela rasa terhadapku, dan aku merasakan cintakasih ilahi di dalam diriku sehingga aku dapat berdoa tidak lagi seperti sebelumnya. Aku juga telah menerima suatu rahmat istimewa untuk mengkontemplasikan SALIB, padanya Kristus telah begitu menderita untuk dosa-dosaku. Jiwaku dipenuhi dengan kesedihan, cintakasih, dan hasrat untuk mengorbankan segalanya bagi Dia. ……
Kira-kira pada saat itulah Allah mendengarkan hasrat yang tulus dari sang pentobat; ibunya meninggal dunia, lalu suaminya menyusul dan semua anak-anaknya secara berturut-turut. Peristiwa-peristiwa tragis ini terasa begitu menyakitkan bagi Angela, namun dia membuat pengorbanan dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepda kehendak Allah. Dengan peristiwa-peristiwa ini Angela dibebaskan dari berbagai ikatan, hal mana disusul dengan tindakannya melepaskan segala harta miliknya di dunia – semua atas dasar persetujuan bapak pengakuannya.
Dengan demikian, sekarang Angel;a dapat mengikuti jejak langkah Juruselamatnya yang miskin. Angela juga kemudian masuk Ordo Ketiga S. Fransiskus (sekular) dan menjadi pembimbing dari orang-orang lain yang mengikuti jejaknya. Banyak perempuan datang bergabung dengan Angela, malah sampai mengucapkan tiga kaul (triprasetia: kemiskinan, ketaatan dan kemurnian). Angela mendorong para pengikutnya uintuk melibatkan diri secara aktif dalam karya karitatif, seperti perawatan orang-orang sakit dan mengemis dari pintu ke pintu untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan para fakir miskin.
Sementara itu Angela menjadi semakin “terbenam” dalam kontemplasi akan SENGSARA KRISTUS. Dia juga memuliakan MARIA, BUNDA YANG BERDUKACITA dan MURID YANG SETIA – YOHANES PENGINJIL – sebagai orang-orang kudus pelindungnya. Melihat luka-luka yang diderita TUHAN-nya untuk dosa-dosanya, hatinya pun terdorong untuk mempraktekkan ulah tapa yang lebih keras. Pada suatu ketika Tuhan Yesus menunjukkan kepada Angela, bahwa HATI-Nya adalah tempat pengungsian yang aman dalam segala situasi kehidupan. Angela memang membutuhkan sebuah tempat pengungsian seperti itu.
Allah memperkenankan Angela ditimpa berbagai godaan yang sangat berat dan hebat. Dia berkata: “Aku lebih memilih untuk dikelilingi oleh kobaran api dan membiarkan diriku dipanggang daripada mengalami semua godaan ini.” Namun demikian, Angela tetap berseru kepada Tuhan: “Kemuliaan bagi-Mu, ya Tuhan! Salib-Mu adalah tempat peristirahatanku”. Pencobaan-pencobaan yang menyakitkan ini berlangsung selama dua tahun, namun kemudian hamba Tuhan yang telah dimurnikan dan mengalami pencobaan berat ini dipenuhi dengan konsolosi yang menyejukkan. Angela memperoleh wawasan yang indah-menakjubkan tentang hal-hal ilahi dan sering ditemukan sedang berada dalam keadaan ekstase.
Dari tulisannya kita dapat membaca juga yang berikut ini: “Sang Tersalib berbicara kepadaku dan berkata: ‘Ketika anak-anak-Ku ini, yang melalui dosa telah memisahkan diri dari kerajaan-Ku dan membuat diri mereka anak-anak Iblis, kemudian kembali kepada Bapa, maka Dia bersukacita karena mereka dan menunjukkan kepada mereka kesenangan-Nya yang luarbiasa besar dalam kedatangan kembali mereka, karena rasa kasihan yang ada pada-Nya melihat kesusahan mreka’ ” (Treasury of Women Saints, hal. 337).
Seorang sejarawan Fransiskan-Kapusin, P. Lazaro Iriarte de Aspurz OFMCap., menulis: “Kemistikan Fransiskan diperkaya dengan suatu tafsir feminin yang indah pada akhir abad ke-13 oleh seorang anggota Ordo Ketiga, Angela dari Foligno. …… Dia juga setia dalam devosi kepada HATI YESUS YANG MAHAKUDUS (Franciscan History, hal. 115 dan 119).
Jikalau makanan/minuman kita sehari-hari adalah METFORMIN, HCT, AMLODIPINE 5, SIMVASTATIN, TOLAK ANGIN dan sejenisnya, maka untuk bertahun-tahun lamanya KOMUNI KUDUS adalah satu-satunya makanan bagi Angela di samping air putih tentunya; sampai pada akhirnya dia dimurnikan secara lengkap, dan pada tanggal 4 Januari 1309 dia berjumpa dengan Saudari Maut dan memasuki sukacita abadi surgawi. Di surga Angela berjumpa muka-ketemu-muka dengan Dia yang baik, sumber segala kebaikan, paling baik, seluruhnya baik, satu-satunya yang baik. Paus Innocentius XII [1691-1700] memberi persetujuan atas devosi terus menerus yang dilakukan pada makam Angela di Foligno. Beliau mengangkat perempuan kudus ini menjadi beata pada tahun 1693.
Untuk permenungan pribadi: Renungkanlah bagaimana Beata Angela dari Foligno harus menjalani sekian banyak langkah yang begitu menyakitkan agar dapat sampai kepada pertobatan yang sejati. Pertobatan sejati tidaklah dapat dicapai semudah dan secepat sebagaimana dipercaya oleh banyak orang.
Salah satu langkah adalah mengalami godaan-godaan. Ini adalah tahapan yang paling menyakitkan, namun inilah cara yang digunakan Allah untuk menguji kesetiaan para hamba-Nya. Dalam Perjanjian Lama tercatat Musa berbicara kepada umat pilihan Allah: “TUHAN (YHWH), Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi YHWH Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu. YHWH Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintah-Nya, suara-Nya harus kamu dengarkan, kepada-Nya harus kamu berbakti dan berpaut” (Ul 13:3-4).
Sungguh suatu sukacita yang luarbiasa akan kita alami apabila godaan yang mengganggu kita telah berhasil diatasi, sadar bahwa kita telah lulus ujian. Apakah Saudari-Saudara mengambil bagian dalam sukacita ini pada saat-saat mengalami godaan-godaan?
SUMBER: (1) Matthew Bunson, OUR SUNDAY VISITOR’S ENCYCLOPEDIA OF CATHOLIC HISTORY; (2) Ronda De Sola Chervin, TREASURY OF WOMEN SAINTS; (3) P. Marion A. Habig OFM, THE FRANCISCAN BOOK OF SAINTS; (4) P. Lazaro Iriarte de Aspurz OFMCap., FRANCISCAN HISTORY – THE THREE ORDERS OF ST. FRANCIS OF ASSISI.
Cilandak, 4 Januari 2011
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS