Imam Fransiskan dan Pujangga Gereja
Peringatan: 13 Juni
Pada tanggal 13 Juni, kita memperingati Santo Antonius dari Padua yang sangat dicintai banyak umat. Sudah banyak buku yang ditulis tentang orang kudus ini. Aturan hidupnya adalah, bahwa Injil memanggil orang untuk meninggalkan segala miliknya, untuk kemudian mengikuti Kristus. Allah memanggil dan memanggil lagi Antonius, setiap kali untuk sesuatu hal yang baru seturut rencana-Nya. Setiap kali itu pula Antonius menanggapi panggilan Allah tersebut dengan semangat dan pengorbanan-diri yang diperbaharui lagi untuk melayani Tuhan Yesus secara lebih total lagi.
Perjalanannya sebagai hamba (pelayan) Allah dimulainya pada waktu dia masih seorang anak muda yang mengambil keputusan untuk bergabung
Oleh karena itulah Antonius bergabung dengan Ordo Fransiskan (Ordo Saudara Dina) yang masih muda itu (10 tahun) dan siap untuk mewartakan Kabar Baik kepada kaum Muslim, agar dapat menjadi seorang martir juga. Ternyata rencana Allah berbeda dengan rencana imam muda ini. Antonius jatuh sakit sehingga maksudnya menjadi martir Kristus tidak kesampaian. Antonius kembali ke Italia dan ditempatkan dalam sebuah pertapaan kecil di mana dia menggunakan sebagian besar waktunya untuk berdoa dan membaca Kitab Suci serta melakukan tugas-tugas kecil yang kelihatan (oleh mata manusia) tidak berarti.
Panggilan Allah selanjutnya datang lagi ketika pada sebuah upacara pentahbisan imam tidak ada seorangpun siap untuk berkhotbah/memberi kata sambutan (yang bertugas sebenarnya adalah seorang imam Dominikan, tetapi berhalangan hadir). Antonius ditugaskan oleh atasannya. Demi ketaatan yang suci dan segala kerendahan hati, Antonius menerima penugasan itu. Tahun-tahun pencaharian akan Yesus dalam doa-doa, dalam membaca serta merenungkan Kitab Suci, dan dalam melayani Dia dalam kemiskinan, kemurnian dan ketaatan, telah mempersiapkan Antonius untuk memperkenankan Roh Kudus menggunakan talenta-talentanya. Khotbah Antonius pada upacara itu sedemikian menakjubkan dan memikat, dan … tentunya mengagetkan mereka yang mengharapkan sebuah ‘khotbah yang tidak-siap’; juga mereka yang tidak tahu apa-apa tentang kuasa Roh Kudus untuk memberdayakan anak-anak Bapa surgawi.
Antonius dikenal sebagai seorang kudus besar dalam keberadaannya sebagai seorang pendoa, seorang ahli Kitab Suci dan teologia. Sebagai pengkhotbah ulung, tidak berarti Antonius bukan seorang kontemplatif. Dia juga secara populer dikenal sebagai seorang pembuat mukjizat, malah banyak umat melihat dia sebagai seorang sakti yang dapat menolong orang mencari barang yang hilang. Wah, novenanya selalu ramai dikunjungi umat, dan doa-doa permohonan umat yang dipanjatkan dalam novena juga beraneka ragam. Dia adalah Saudara Dina pertama yang diberi tugas untuk mengajar teologia kepada saudara-saudara dina yang lain. Kemudian Allah memanggilnya lagi untuk suatu tugas pelayanan yang lain lagi. Kali ini untuk berkhotbah kepada para anggota bid’ah yang sangat marak pada masa itu, agar dapat menggunakan pengetahuannya yang mendalam tentang Kitab Suci dan teologia untuk mempertobatkan dan meyakinkan para bid’ah yang sedang merongrong kehidupan Gereja pada zaman itu. Antonius mati muda seperti Tuhan, Guru dan Juruselamatnya, Yesus Kristus.
Sebagai penutup tulisan ini, baiklah saya sampaikan sebuah doanya kepada Allah Tritunggal Mahakudus: “Kami mohon kepada-Mu, Yang Satu dan Tritunggal, agar jiwa yang telah Kauciptakan dapat melarikan diri kepada-Mu dengan selamat pada hari terakhir penderitaan dan api, pada saat tali ikatan perak akan dipatahkan. Sambutlah jiwa itu, yang telah dibebaskan dari jerat perangkap kejahatan, yang dapat datang kepada-Mu dengan kebebasan dan kemuliaan seorang anak Allah. Dengan pertolongan-Mu, satu Allah dalam tiga, yang terberkati sepanjang segala masa. Amin.” [Sermones II/47]
Cilandak, 13 Juni 2010
Sdr. F.X. Indrapradja, OFS