Sdr.Harijadi OFS
St.Fransiskus memahami kosmologi yakni suatu ilmu mengenai jagat raya, asal-usul, hakekat hidup sehingga tujuan akhir secara alami, sehingga dia dikenal sebagai seorang "mistis alami". Fransiskus secara pribadi berpendapat bahwa Allah dapat ditemukan melalui ciptaan-Nya yang memenuhi seluruh jagad raya, baginya jagad tidak hanya bernilai profan, namun juga sakral. Setiap mahluk hidup baginya menjadikannya suatu "sakramen Sabda Ilahi" yang baginya dapat menjadi sarana menuju kepada pribadi Ilahi dan Fransiskus menerimanya sebagai Wahyu Allah dalam ciptaan-Nya.
Pengalaman hidup pertobatan membawa jiwa kosmis Fransiskus berhubungan dengan seluruh kehidupannya bersama para saudara-saudaranya, berusaha menjadi manusia yang hidup di sekeliling Yesus dan mencernakan misteri-Nya diantara jantera kehidupan, berawal dari penyangkalan (materi) dan bukan suatu kebencian ala manikheisme.
1. Alam menjadi pengalaman dasariah yang tak terlupakan, alam semesta merupakan suatu kesatuan dalam tatanan yang mengagumkan, tidak dibangun secara hirarkis, melainkan ditentukan persahabatan. Fransiskus menyapa mereka sebagai saudara dan saudari, namun dalam sapaannya terselip ajakan untuk memuji Allah Sang Pencipta, Dialah kebaikan yang tertinggi dan cinta yang paling agung. Fakta menunjukkan bahwa margasatwa mengerti sapaannya, tumbuhan dan bunga-bungaan mampu menghiburnya, bahkan api menjadi lembut mengusap matanya, tatkala menjadi sarana penyembuhan matanya, tatkala ia hampir buta.
2. Dalam persaudaraanya dengan alam semesta, Yesus Kristus menjadi sumber setiap persaudaraan, Fransiskus senantiasa menghubungkan setiap pengalaman pribadinya Allah dengan Yesus Kristus (Pth 1:1). Perjumpaannya dengan Yesus Kristus dapat pula ia jumpai pada setiap ciptaan-Nya diungkapnya dalam "Kidung Saudara Matahari". Berawal dari rasa kerapuhan dan kelemahan total (infirmitas) dan pengalamannya mengundurkan diri dalam kegelapan jiwa (tribulatio), kelembutan-Nya yang dirasakan semakin berlanjut dari Allah yang menimbulkan kekuatan baru (confortatio) serta jaminan dari-Nya (certificatio) (bdk SurOr 12-13)
3. Kristologi yang diungkap dalam Gereja dihormatinya secara luar biasa, lambang Gereja, altar, sibori dll tidak terkecuali hosti kudus. Fransiskus senantiasa membawa sapu dan peralatan pembersih lain tatkala ia bertugas memberi khotbah, segera ia membersihkan gereja dan juga tatkala ia tidak bertugas berkotbah. Fransiskus senantiasa mengusahakan menjaga hubungan yang serasi antara lambang-lambang Gereja dengan Yesus dilambangkan, diungkapkannya dalam Kidung Saudara Matahari dan kedati demikian, dia tidak segan-segan mengutarakan: Kita mempergunakan alam setiap hari dan kitapun tidak dapat hidup tanpa alam, meskipun begituan justru melalui alam itulah umat manusia berulang kali menyakiti Sang Pencipta (LegPer 83).
4. Kosmologi secara tidak langsung berpengaruh pada budayawan India Rabendranath Tagore (1864-1941). Inilah sebagian dari kidungnya Madah untuk Maut :
Engkau, pemenuhan terakhir untuk kehidupan. Oh Maut, mautku, datanglah dan bisikkanlah padaku. Hari demi hari aku menanti Engkau. Aku telah melahirkan sukacita kehidupan, demi Engkau. Segala yang kupunya dan yang menyangkut adaku, senantiasa mengalir kearahmu dalam kegelapan. Satu pandangan terakhir dari matamu, maka hidupku menjadi milikmu untuk selamanya.
Bandingkan dengan sebagian Kidung Saudara Matahari, di bawah ini :
Terpujilah Engkau Tuhanku, karena Saudari kami Maut badani, dari padanya tidak akan terluput insan hidup satupun.
Celakalah mereka yang mati dengan dosa berat; berbahagialah mereka yang didapatnya setia, pada kehendak-Mu yang tersuci karena mereka takkan ditimpa maut kedua.
5. Tidak terkecuali seorang imam dan juga seorang ilmuwan, Prof Dr Pierre Theilhard de Chardin SJ, dalam madahnya yang berjudul : Madah untuk Zat, kosmologi Fransiskus sedikit banyak mempengaruhinya:
Dalam kereta bernyala yang membawanya ke langit, manusia rebah berlutut dan berkata :
Terpujilah Engkau, zat mentah, bungkah tanah yang belum diolah, karang keras, Engkau tidak menyerah pada apapun, selain kekerasan yang memaksa kami untuk bekerja, jika kami mau makan.
Terpujilah Engkau, Zat berbahaya, lautan yang garang, nafsu tak terkekang, yang menelan kami, mana kala kami berusaha mengikat Engkau.. (Sebagian dari Madah untuk Zat).
6. Kosmologio Fransiskus juga berdampak pada Gereja Universal, kardinal Oddi, prefek Konggregasi untuk Klerus, atas nama Anggota-anggota Persatuan Antar Bangsa dari Lembaga Perencanaan Lingkungan Hidup serta Ekologi untuk Mutu Kehidupan, mengajukan permohonan ke Tahta Sucian agar ybs dapat diangkat menjadi Peliindung Pemelihara Lingkungan Hidup. Tahta Suci yang pada waktu itu dijabat oleh Paus Yohanes Paulus II segera pada tgl 29 November 1997 mengeluarkan Surat Apostolik sbb :
Untuk kenangan Abadi.
St.Fransiskus dengan beralaskan digolongkan dalam kalangan para Kudus termasyur, yang menghormati Alam sebagai anugerah Allah, yang mengagumkan, bagi umat manusia. Ia tahu menghormati setiap karya Pencipta satu persatu. Digerakkan oleh Roh Ialhi, ia juga mengkidungkan "Kidung Saudara Matahari" yang indah, dalam mana ia melaksanakan kewajibannya kepada Allah yang Maha Luhur, Maha Kuasa dan Maha Baik, dengan menyampaikan pujian hormat takzim serta syukur karena Saudara Matahri, saudari Bulan serta bintang-bintang di langit ... dst mengabulkan permohonan Kardinal Oddi dan mengangkat St.Fransiskus sebagai Santo Pelindung dan Pemelihara Lingkungan Hidup.
Bekasi Minggu Palma
Sdr.Harijadi OFS