Dalam salah satu komentarnya atas Surat Paulus kepada jemaat di Efesus, Santo Hieronimus [347-420] mengemukakan bahwa Santo Paulus begitu menghargai (dalam arti memuliakan) Nama Suci, sehingga dia tidak dapat berkhotbah tanpa menyebutkan Nama itu. Menurut P. R. Biasiotto OFM, semangat berarpi-api Santo Paulus dapat dijelaskan dalam diri seorang manusia yang telah menerima penglihatan dan pernyataan/pewahyuan dari Tuhan dan “tertangkap” di surga tingkat ketiga, di mana tentunya dia sempat melihat malaikat-malaikat dan orang-orang kudus bertekuk lutut ketika mendengar Nama Yesus diucapkan.
0 Comments
PARA FRANSISKAN SEKULAR DIPANGGIL UNTUK HIDUP SUCI *) Manakala kita berbicara mengenai salib Kristus, seringkali kita mengacu pada balok-balok kayu yang digunakan sebagai instrumen kematian Yesus. Namun kalau kita menyelidiki Kitab Suci dan membaca tulisan-tulisan para Bapak Gereja, kita mulai memperoleh pandangan yang lebih luas, suatu perspektif yang mencakup keseluruhan drama keselamatan kita – inkarnasi Yesus, kematian dan kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke surga. Salib Kristus pada intinya merupakan kesaksian akan cintakasih Allah yang dicurahkan kepada umat manusia, yang mempunyai kuasa untuk mentransformasikan hidup mereka, pribadi lepas pribadi. Pesan inilah yang ingin kita geluti dalam tulisan ini. Fransiskus bertemu dengan Yesus dan Injil dalam diri makhluk ciptaan hina-dina yang ada di sekitar dirinya dan dia menemukan dalam diri mereka suatu sumber kegembiraan sejati. Selama hidupnya yang relatif singkat itu Fransiskus menghadapi berbagai perjuangan, namun dia tidak pernah mundur dari keyakinannya, bahwa Injil adalah buku pedoman untuk suatu kehidupan yang penuh dan bijaksana; suatu pengaruh ilahi yang memimpin orang-orang untuk terlibat dalam dunia dengan penuh gairah, dengan semangat yang berkobar-kobar; sebuah peti harta karun yang berisikan sabda-sabda aktual dan kegembiraan abadi. Kita dapat membaca Kitab Suci Perjanjian Lama ayat-ayat berikut ini: “Firman TUHAN [YHWH] kepadanya: ‘Berjalanlah dari tengah-tengah kota, yaitu Yerusalem dan tulislah huruf T pada dahi orang-orang yang berkeluh kesah karena segala perbuatan-perbuatan keji yang dilakukan di sana.’ Dan kepada yang lain-lain aku mendengar Dia berfirman: ‘Ikutilah dia dari belakang melalui kota itu dan pukullah sampai mati! Janganlah merasa sayang dan jangan kenal belas kasihan. Orang-orang tua, teruna-teruna dan dara-dara, anak-anak kecil dan perempuan-perempuan, bunuh dan musnahkan! Tetapi semua orang yang ditandai dengan huruf T itu, jangan singgung! Dan mulailah dari tempat kudus-Ku!’” (Yeh 9:4-6). Pada awal musim semi Fransiskus diangkut dari Rieti ke Siena. Kemudian Saudara Elias memimpin dia ke Celle di Cortona, namun tidak lama kemudian Fransiskus mengalami sakit di perutnya, juga di kakinya. Dia sukar makan setelah itu. Pada awal bulan Agustus 1226 Fransiskus juga berdiam di Bagnara dan di Nocera Umbra. Pada awal bulan September , wali kota Assisi, Berlingerio Je Jacopo dari Florence, mengutus sekelompok ksatria ke Nocera untuk mohon kepada orang kudus ini untuk kembali ke Assisi agar kemuliaan kepemilikan tubuh hamba Allah ini tidak diberikan kepada orang-orang lain. Kelompok itu berhenti di Satriano, kemudian menuju istana uskup di Assisi, tetapi bapak uskup Guido II tidak berada di tempat karena sedang melakukan perjalanan ziarah ke Monte Gargano. ‘Maria membawa kita kepada Kristus’, inilah yang sudah menjadi keyakinan umat Katolik sepanjang masa. Dalam peristiwa pesta pernikahan di Kana yang di Galilea, kata-kata yang disampaikan Maria kepada para pelayan di pesta itu sungguh menjadi suatu ‘petunjuk abadi’ bagi kita anak-anaknya yang masih melakukan ‘perjalanan ziarah’ di dunia ini. Pada pesta pernikahan itu Maria berkata kepada para pelayan: “Apa yang dikatakan-Nya kepadamu, lakukanlah itu!” [Yoh 2:5]. Setelah itu Yesus memberikan instruksi-instruksinya kepada pelayan-pelayan itu, kemudian mukjizat ‘air menjadi anggur’ terjadi… “tanda yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya” [Yoh 2:11]. Memang sungguh demikian adanya: ‘Maria membawa kita kepada Kristus!’ DEVOSI SANTO FRANSISKUS DARI ASSISI KEPADA BUNDA MARIA Patut dicatat bahwa apabila Yesus berbicara mengenai perilaku sosial dan isu-isu moral, maka Dia berada dalam posisi yang kontradiktif (bertentangan) secara tajam dengan sikap-sikap yang ditunjukkan oleh para anggota masyarakat umumnya pada waktu itu. Yesus suka memulai kalimat-kalimat-Nya seperti berikut: “Kamu telah mendengar yang difirmankan ……”, kemudian Dia melanjutkan: “Tetapi Aku berkata kepadamu ……” (lihat Mat 5:21-22; 27-30; 31-32; 33-34 dsj.; 38-39; 43-33dsj.). Dari sini kita dapat melihat bahwa pertobatan seseorang harus menunjukkan suatu perubahan nyata, dalam sikap-sikap dan nilai-nilai, karena kehidupan pengikut/murid sejati Tuhan Yesus Kristus tidak mengikuti standar-standar dunia ini (lihat Rm 12:1-2). Di dalam Gereja Katolik misalnya orang berbicara mengenai spiritualitas Benediktin, spiritualitas Dominikan, spiritualitas Karmelit, spiritualitas Fransiskan dan banyak lagi yang satu dengan lainnya menunjukkan perbedaan-perbedaan. Juga ada suatu spiritualitas yang hanya cocok bagi kaum awam apabila dikontraskan dengan para imam atau kaum biarawan-biarawati. Kalaupun orang menerima adanya pelbagai spiritualitas didalam tubuh Gereja Katolik, hal itu tidak berarti ada beberapa kesucian Injili. Kesempurnaan Kristiani cuma satu saja untuk semua orang dan terdiri atas cinta kasih ilahi yang murni sempurna kepada Allah dan sesama manusia. Setiap spiritualitas mencari kesempurnaan yang sama dan menunjuk kepada tujuan yang sama. Dengan demikian spiritualitas-spiritualitas tidak pernah dapat berlainan dalam maksud-tujuannya. Perbedaannya hanyalah dalam hal penekanan khusus, dalam jalan menuju yang sama, dalam alat-alat yang digunakan untuk mewujudkan maksud-tujuan yang sama. Kesempurnaan Kristiani yang menjadi maksud-tujuan semua spiritualitas ialah kesempurnaan tertinggi, cintakasih murni dan bersih serta persamaan dan penyerupaan dengan Kristus [CG, hal. 4]. |
Spiritualitas Fransiskan dan Spiritualitas OFSBerisi panduan bagi mereka yang tertarik dengan cara dan semangat hidup Fransiskus Archives
November 2013
Judul Artikel
All
|